Jumat, 13 Maret 2015

Dunia Di Ujung Ibu Jari | sebuah catatan realitas


Oleh : Rizqiyah Ratu Balqis
               
Teringat cerita dari ibu, menjelang kelahiranku di tahun 1992 pada saat yang sama ayahku mendapat tugas yang mengharuskan beliau berangkat ke luar kota untuk menghadiri sebuah pelatihan P4 di Jakarta. Singkat cerita, ketika ayah berada di Jakarta, beliau mengirim sebuah surat pada ibu yang berada di Kencong- Jember dengan menanyakan kabar seputar kandungan ibu. Surat sampai ketangan ibu 4 hari kemudian, dan ibu langsung membalas surat tersebut ke esokannya. Belum surat sampai ke tangan ayah, ibu sudah melahirkanku karena memang pada waktu ayah ke Jakarta, ibu sedang hamil  tua.
Dari cerita itu menggambarkan betapa sulitnya mengirim informasi pada era tersebut. Padahal waktu itu di tahun 1992, mengirim informasi lewat surat menyurat melalui pos sudah terbilang efisien. Karena tidak perlu lagi langsung menemui atau mengutus seseorang untuk menyampaikan berita atau informasi seperti pada  masa kerajaan di Indonesia. Pada abad ke-9 M, Dinasti Seljuk sudah memiliki seorang Diwan Al-Barid (Menteri Pos dan Komunikasi). Saat Dinasti Umayyah berkuasa (661 M-750 M), wilayah kekuasaan Islam terbentang semakin luas. Untuk memudahkan komunikasi dengan para gubernur yang berkuasa di berbagai provinsi, kekhalifahan Umayyah mulai membentuk sistem perposan di dunia Islam. Dinasti Umayyah tercatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu pencipta sistem perposan yang sangat penting1.
Pada era millennium ketiga ini, kita tak perlu bersusah payah untuk menuliskan sebuah informasi atau kabar pada seseorang dengan media kertas kemudian menggunakan jasa layanan pos untuk mengirimkan surat.  Terkadang informasi yang akan kita berikan adalah sebuah informasi yang harus secara tepat dan cepat sampai pada orang yang dituju untuk menerima informasi tesebut. Mungkin karena situasi dan kondisi yang mengharuskan informasi itu cepat sampai ke tangan orang yang dituju. Sekarang sudah banyak penyedia layanan untuk mengirimkan sebuah pesan atau informasi singkat pada seseorang. Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. 
Dewasa ini perkembangan teknologi di dunia berkembang dengan sangat pesat, hampir setiap harinya ilmuwan-ilmuwan di dunia menciptakan teknologi terbaru untuk memudahkan segala aktivitas manusia. Hal itu juga mempengaruhi aktifitas manusia untuk selalu mengikuti perkembangannya, dari situ timbul sisi positif maupun negative. Pada sisi positifnya, manusia menjadi lebih berkembang maju seiring kemajuan teknologi informasi yang diperoleh. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya2. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain. Namun, dari sisi negatifnya adalah dengan semakin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah yang asalnya berupa face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi menjadi hampa. Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang individualis3.
 Saat beberapa orang sedang duduk bersama dengan keluarga, teman, sahabat, rekan bisnis dan lain sebagainya, disaat yang bersamaan pula mereka bisa menjelajah ruang dan waktu melalui teknologi informasi tersebut. Sebut saja melalui penggunaan Handphone, manusia bisa berhubungan dengan manusia lain yang jaraknya bisa beribu-ribu kilo meter hanya dengan lintasan waktu sekitar 2 menit untuk mengirim SMS. Hal ini yang menjadikan sebuah ironi dimana mereka yang menggunakan teknologi informasi tersebut dengan kurang bijak maka akan berdampak pada psikologi orang tersebut sehingga mereka cenderung individualistic dan kurang menghargai adanya kebersamaan. Mereka cenderung mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, hal itu menjadikan sebuah hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya menjadi sebuah hubungan yang semu.

Menurut James Brook dan Iain A. Boal mengatakan bahwa, “…teknologi virtual bersifat merusak tatkala hubungan simulakranya mengambil interaksi tatap muka, yang justru kaya”4. Pada masa sekarang ini, seolah kita diajak memasuki wilayah baru kebudayaan yang kaya akan warna, nuansa, kaya tanda dan kaya citra, yang telah melampaui batas-batas yang tidak dapat kita bayangkan sebelumnya5. Masyarakat saat ini cenderung menikmati sebuah makna jauh dari pada makna kebersamaan dan musyawarah dalam sebuah pertemuan. Maka dari itu muncul sebuah ungkapan yakni “Dunia di Ujung Ibu Jari”
yang menggambarkan betipa kecilnya dunia kita sekarang ini yang dapat kita lalui dengan ibu jari kita. Maka jika kita tidak bisa benar – benar memanfaatkan teknologi yang semakin lama semakin cepat kemajuannya, seiring berjalannya waktu pula manusia akan tenggelam pada dunianya sendiri. Tidak lagi mementingkan orang banyak tapi hanya mementingkan ke-eksis-an dirinya sendiri demi mendapatkan pengakuan khalayak maya. semakin ketergantungan manusia dengan teknologi, maka jiwa sosialnya berkurang mereka lebih senang menyendiri dengan teknologi dari pada mengikuti kegiatan yang lebih bermanfaat atau ibadah dan  manusia juga menjadi malas beraktivitas, malas bertemu orang lain, malas berkomunikasi antar tetangga, malas membangun komunikasi yang baik antar sesama.
Maka dari pada itu, diharapkan semakin mudah kita mendapatkan informasi dari segala penjuru, bukan berarti kita harus melupakan jiwa sosial.  Semakin maju teknologi informasi, semakin maju pula rasa jiwa sosial kita. Perlu diingat bahwa yang menciptakan tekonologi adalah manusia, oleh karena itu jangan sampai manusia itu sendiri yang diperbudak oleh ciptaannya sendiri. Jangan sampai pengaruh teknologi mengendalikan manusia, justru karena teknologi diciptakan oleh manusialah sebaik-sebaiknya dikendalikan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan kehidupan bermasyarakat.

Sumber Rujukan :

1http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/02/10/n0r05w-layanan-pos-di-era-kekhalifahan-islam
2http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan.html
3https://risyana.wordpress.com/2009/04/13/keuntungan-dan-kerugian-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik/
4James Brook & Iain A. Boal. Resisting the virtual life. City Light. San Fransisco, 1995. Hlm vii
5Yasraf Amir Piliang. Dunia Yang Dilipat (Tamasaya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan). 2011. Hlm 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar