oleh : Rizqiyah Ratu Balqis
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu
materi penting dalam pelaksanaan pendidikan formal terutama yang berbasis umum.
Hal tersebut dikarenakan materi pendidikan Agama
Islam merupakan satu-satunya wahana untuk memberikan pengetahuan keagamaan,
jika peserta didik tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius
selain di sekolah, maka guru memegang peranan penting dalam mengelola dan
mengambil tindakan bagaimana dan seberapa jauh tingkat penguasaan peserta didik
terhadap materi pendidikan Agama Islam. Kegiatan belajar mengajar yang dapat
melahirkan interaksi-interaksi antar potensi yang ada dalam diri peserta didik
merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu cara
untuk mendapatkan hasil yang maksimal diantaranya bagaimana guru dengan segenap
pengalaman dan pengetahuannya mampu mengelola dengan menggunakan metodologi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik
Dalam mencapai tujuan dari pada instrumen itu
adalah metode dalam mengajar. Banyak metode yang bisa
digunakan dalam pengajaran sehingga seorang
guru harus selektif dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran. Dalam pembentukan mempelajari
peserta didik maka pembelajaran agama
islam memegang peranan yang sangat penting. Mengingat dalam agama islam sudah
tercantum tata cara berakhlaq, hukum agama Islam, hukum
ibadah dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari
kita melihat pendidikan agama Islam kurang begitu diminati oleh peserta didik. Banyak yang menganggap bahwa pendidikan agama Islam sudah mereka dapat dalam
sekolah-sekolah non formal yang
ada di musholla atau di masjid sehingga
minat untuk belajar agama Islam sangatlah kurang. Selain dari pada itu
pembelajaran SKI dirasa kurang menarik
minat siswa karena tidak adanya metode yang tepat untuk menyampaikan materi
pelajaran tersebut.
Pelajaran SKI akan selalu bersinggungan dengan
sejarah perjuangan Nabi dalam menyebarkan agama Islam, sebab sebagai insan yang
beragama Islam maka SKI yang sesuai dengan ajaran agama Islam akan selalu
teringat pada kehidupan mereka. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran yang
tepat untuk mengajar pendidikan agama terutama mata pelajaran SKI disekolah. Seperti kita ketahui bahwa mata
pelajaran SKI merupakan mata pelajaran
yang memuat tentang bagaimana Islam tersebar dalam berbagai daerah, kota dan
Negara, serta mengenal jejak para Nabi dan sahabat-sahabatnya yang turut
menyebarkan agama islam lengkap dengan peristiwa peperangan yang terjadi pada
zaman para Nabi.
Mengingat pentingnya materi agama dalam
kehidupan manusia dan dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat kita harus mampu menyajikan materi agama Islam secara lugas
dan mudah dipahami serta dapat bersinggungan secara langsung dalam kehidupan
siswa. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas maka peneliti berusaha
mengadakan penelitian tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam mata
pelajaran SKI pada saat PPL di Madrasah Aliyah Negeri 3 Jember.
Peneliti
yang sekaligus guru pratikan
berusaha menerapkan-menerapkan metode ceramah bervariasi dengan
menggunakan slide dan menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam
meningkatkan keaktifan siswa dan lebih
memahamkan siswa dalam mempelajari mata pelajaran SKI. Sebagai tindak lanjut
dalam pembelajaran maka peneliti menggunakan strategi Everyone is a teacher
here strategi belajar Everyone is a teacher here dengan menggunakan film, dan menyimpulkan
dengan sendirinya melalui ringkasan materi. Stategi ini akan tidak efektif
apabila siswa kurang konsentarsi terhadap apa yang telah disajikan oleh guru
dalam menyampaikan materi.
Dengan menggunakan strategi belajar Everyone is a teacher
here yang
diterapkan dalam kelas XI IAGA MAN 3 Jember bertujuan agar dapat
meningkatkan minat belajar siswa
terhadap materi pelajaran agama islam dan meningkatkan minat belajar
siswa serta tercapainya hasil belajar
yang baik.
B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran konvensional (ceramah) untuk
mata pelajaran SKI tentu tidak relevan dan akan menimbulkan verbalitas bagi
pemahaman anak. Sertam amteri SKI terkadang jarang peminatnya untuk siswa
karena materi sejarah yang disajikan dan anak dituntut untuk mengetahui
sejarang dan menghafal materi tersebut. Untuk mengatasi kebiasaan guru mengajar
dengan pendekatan konvensional tersebut, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan sarana termudah untuk meneliti, menyempurnakan, meningkatkan, dan
mengevaluasi pengelolahan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran strategi Everyone is a teacher here menjelaskan lebih mengutamakan proses
pembelajaran dan hasil individu dalam belajar
guna untuk menumbuhkan pengalaman
belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa untuk
dapat menguasai materi pelajaran dan mengerjakan tugas dari guru. Oleh
karena itu apabila strategi Everyone is a
teacher here dilaksanakan
dapat :
1. Mempermudah
siswa dalam menguasai materi pelajaran.
2. Meningkatkan
pengalaman belajar siswa
baik dikelas maupun diluar kelas.
3. Meningkatkan
pengalaman belajar siswa secara maksimal.
Wujud atau aplikasi strategi Everyone is a teacher here pada bidang studi SKI adalah dengan
menggunakan variasi alat peraga, di antaranya menggunakan media gambar dan film
sebagai media pembelajaran.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.
Apakah
Strategi belajar Everyone is a teacher
here dapat menumbuhkan pengalaman belajar
siswa pada bidang studi SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?
2.
Bagaimanakah
efektifitas Strategi belajar Everyone is
a teacher here pada siswa kelas XI
IAGA pada bidang studi SKI di MAN 3
Jember Tahun pelajaran 2013 / 2014 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian
yang dilakukan peneliti di kelas XI IAGA MAN 3 Jember adalah sebagai berikut:
1.
Ingin
mengetahui apakah strategi belajar Everyone
is a teacher here dapat meningkatkan
pengalaman belajar siswa pada bidang studi SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?
2.
Ingin
mengetahui bagaimana aktivitas belajar dengan menggunakan strategi Everyone is a teacher here pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3
Jember ?
3.
Ingin
mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh dalam standar keberhasilan belajar siswa pada
mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah :
1. Pengalaman belajar siswa akan meningkat melalui penerapan strategi belajar Everyone is a teacher here Aktivitas siswa akan meningkat dengan membuat catatan kecil serta pertanyaan yang diajukan kepada masing masing teman dan siswa juga menjawab pertanyaan tersebut
Ketrampilan siswa akan meningkat dalam membaca dan memahami materi pelajaran.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil pada penggunaan strategi belajar Everyone is a teacher here pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember adalah :
1.
Lembaga
Memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka meningkatkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran SKI
kelas XI IAGA di MAN 3 Jember guna pengembangan
keilmuan.
2.
Siswa
Dengan
adanya penerapan strategi belajar Everyone
is a teacher here siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi pelajaran agama islam
sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru.
3. Guru
Dengan
penerapan strategi belajar Everyone
is a teacher here ini dapat digunakan para pengajar dalam menambah pengetahuan dan wawasan untuk
menggunakan strategi belajar yang efektif sehingga lebih mudah dalam
menyampaikan materi pelajaran.
4. Peneliti
Sebagai bentuk kreatifitas dibidang penelitian dan sebagai wawasan dalam dunia pendidikan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Kajian Tentang Pengalaman Belajar
1. Pengertian Pengalaman Belajar
Pengertian
belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan
pengertian belajar yang berkaitan dengan pengalaman menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
a. Menurut james O. Whittaker, dalam Djamarah (1999: 34) Belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
b. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau
psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai dan sikap.
c. Menurut Cronchbach Belajar adalah suatu
aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Djamarah, 1999: 33).
d. Howard L. Kingskey dalam Djamarah (1999:
35) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
e. Drs. Slameto dalam Djamarah (1999: 36)
Belajar adahlah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah perubahan perilaku
sebagai fungsi pengalaman, dimana didalamnya mencakup perubahan-perubahan
afektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain.
Albert Bandura (1969:
254) menjelaskan
sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi
pengalaman. Menjelaskan juga sistem pengendalian perilaku, Stimulus control,
perilaku yang muncul di bawah pengendalian stimulis eksternal seperti bersin,
bernafas, dam mengedipkan mata. Outcome control, perilaku yang dilakukan untuk
menapai hasilnya, berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Symbolic control,
perilaku yang di arahkan oleh kata-kata yang dirumuskan, atau diarahkanoleh
antipasi yang diimajinasikan dari hasil yang akan dihasilkan. Beberapa ide umum tentang pengalaman
belajar :
a. Keterlibatan
dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap
pembelajaran.
b. Suasana yang
bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau
melakukan tugas sekalipun mengundang risiko.
c. Pengaruh
strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa
aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang
lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan
untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
d. Beberapa teknis
yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide mengenai
bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional. Dalam hal
ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan sangat tergantung pada peserta
didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru lingkungan.
e. Terdapat banyak
sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan melalui
beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal menyatukan
pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya (Slameto, 2003: 113).
Dengan demikian model yang diterapkan
banyak memerlukan pengalaman pendidikan secara informal
2. Pentingnya Pengalaman Belajar
Belajar secara umum dapat diartikan
sebagai perubahan, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mau menjadi mau, dan lain
sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan pasti merupakan peristiwa
belajar. Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam belajar adalah perubahan yang
relatif, konstan, dan berbekas. Sama halnya dengan pengalaman belajar, dimana
seperti kata pepetah yang sering kita dengar dalam dunia pendidikan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik. Dalam hal ini pengalaman-pengalaman
yang sering kita lalui dapat memberikan dan mengajarkan kita hal-hal yang
berarti dalam hidup.
Pengalaman belajar siswa ditunjang
dengan adanya teknologi. Dengan adanya kemajuan sains dan teknologi di bidang
pendidikan seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk mempermudah siswa mencapai
pengalaman belajar yang optimal. Anak-anak sekarang menginginkan hal-hal
yang baru yang menarik dan menantang. Demikian juga saat mengikuti pembelajaran
di sekolah mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang
guru harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan memasukkan
pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah
pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran
maka akan semakin berkualitas hasil belajar siswa.
Jadi siswa tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada
pengalaman belajar. Seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya
akan bertanya dalam hatinya, “Pengalaman belajar apa yang akan aku berikan pada
peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi dasar?” Pengalaman belajar
yang diberikan oleh guru sangat penting bagi peserta didik (siswa) agar peserta
didik dapat memiliki kompetensi dasar. Ada dua hal yang dapat membantu guru
dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa yaitu dengan penggunaan multimetode dan multimedia yang disesuaikan
sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah.
a. Multimetode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal (Arsyad, 2011: 79). Berikut ini disajikan beberapa metode
pembelajaran yang biasa digunakan demi mengimpelementasiakan startegi
pemebelajaran sehingga terbentuk pengalaman belajar bagi siswa, yaitu:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang biasa digunakan oleh
setiap guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbnagan tertentu
juaga adanya faktor kebiasaa baik dari guru ataupun siswa. Dalam metode ini
guru biasanya merasa belum puas manakala dalam proses pengelolaan pemebelajaran
tidak melalukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru
yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehinnga ada guru yang
berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidaka ada
proses belajar
(Arsyad, 2011: 81).
2) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstarsi peran siswa hanya sekedar
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret
(Arsyad, 2011: 83).
3) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama nmetode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998: 165). Oleh sebab itu, diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
poengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Dengan demikian, jika setiap guru
menerapkan metode yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran maka setiap siswa
juga akan memiliki pengalaman yang berbeda dalam menerima materi pelajaran.
Metode yang pertama adalah metode yang bersifat monoton dimana siswa hanya akan
bisa mendengarkan materi yang telah disampaikan oleh seorang guru. Materi yang
dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Metode pembelajaran yang kedua akan lebih menarik sebab siswa
tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini
dengan cara nmengamati secara langsung siswa kan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dengan kenyataan. Sedangkan metode yang ketiga
sifatnya melatih siswa untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Dalam
metode ini siswa mana dirangsang untuk lebih kreatif dalam memberikan gagasan,
bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Namun disisi lain dalam
metode ini hanya akan dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampialan berbicara.
b. Multimedia
Media pembelajara merupakan seluruh
alat dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio,
televisi, koran, majalah, buku atau LCD dan lain sebagainya (Arsyad, 2011: 76).
Penggunaan media dalam proses
pembelajaran juga dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Salah satu
media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan
media interaktif seperti penggunaan komputer. Dengan bantuan komputer dapat
diajarkan cara-cara mencari inforamsi baru, yaitu dengan menyeleksi dan
mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan itu.
Komputer dapat diprogram untuk dimanfaatkan dalam potensi mengajar dengan tiga cara, yaitu:
1) Tutorial
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik (Arsyad, 2011: 85).
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik (Arsyad, 2011: 85).
2) Simulasi
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer ialah untuk
simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem di mana siswa dapat
berinteraksi. Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada
jawabannya, karena mereka berpikir sehat, mencobakan interpretasinya dari
prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan pada siswa
apakah dampak dari keputusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau
pendapatnya
(Arsyad, 2011: 88).
3) Pengolahan Data
Rowntree (Roestiyah, 2001: 68) menuliskan bahwa dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau memanipulasi data dengan kecepatan yang tinggi. Siswa dapat meminta kepada komputer untuk meneliti figur-figur tertentu atau menghasilkan grafik dan gambar yang sulit/kompleks. Menurut Hamalik (2003: 73), ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk:
Rowntree (Roestiyah, 2001: 68) menuliskan bahwa dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau memanipulasi data dengan kecepatan yang tinggi. Siswa dapat meminta kepada komputer untuk meneliti figur-figur tertentu atau menghasilkan grafik dan gambar yang sulit/kompleks. Menurut Hamalik (2003: 73), ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk:
a) Mengajar siswa
menjadi mampu membaca komputer atau Computer literate.
b) Mengajarkan
dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah dengan komputer.
c) Melayani siswa
sebagai alat bantu pembelajaran.
Jadi, dengan ketersediaan metode dan
media yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran menyebabkan
guru dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa sehingga dapat meningkatkan
kompetensi dasar siswa.
3. Pandangan Guru Terhadap Pengalaman Belajar
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa terdapat kaitan yang
erat antara pandangan tentang sains, tentang belajar dan tentang mengajar.
a. Pandangan
tentang sains
Dari berbagai penelitian yang telah
dilakukan, terungkap bahwa sains bagi kebanyakan mahasiswa calon guru adalah sekumpulan
pengetahuan atau body of knowledge, dimana sains berisi kumpulan fakta hasil
observasi dan penelitian yang menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Menurut Aguirre dan Haggerty, 1990; Gustafson dan Rowell,
1995 melaporkan bahwa sebagian besar respon mahasiswa jatuh dalam katergori
discovering yang didalamnya tercakup sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan
(body of knowledge) dan sains sebagai suatu proses.
Menurut Bloom (dalam Widodo, 1997:
47), menyatakan bahwa sains dijadikan sebagai studi mengenai alam sekitar kita.
Penelitian yang dilakukan oleh Ari Widodo terhadap mahasiswa calon guru
dan guru sekolah lanjutan juga mengungkapkan hasil yang senada dimana sebagian
besar guru dan mahasiswa calon guru menyatakan bahwa sains adalah ilmu tentang alam dan bahwa sains merupakan kumpulan fakta,
pengetahuan dan informasi
Pandangan lain tentang sains yaitu hadir dari dua orang ahli Cain
dan Evans (1990: 38) menyatakan bahwa sains mengandung 4 hal, yaitu: konten
atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti
bahwa dalam sains
terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah
diterima kebenarannya. Sains sebagai proses atau metode berate bahwa sains merupakan suatu proses atau metode
untuk mendapatkan pengetahuan. sains sebagai sikap artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun,
terbuka, jujur dan objektif, sedangkan jika sains sebagai teknologi mengandung
pengertian bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
b.
Pandangan tentang Belajar
Faktor lain yang mempengaruhi pandangan guru terhadap
pengalaman belajar yaitu pandangan guru terhadap belajar. Penelitian yang
dilakuakn oleh Aguirre dan Haggerty, 1995; Gustavson dan Rowell, 1995; Ari
Widodo, 1997, mengungkapkan bahwa sebagian besar guru dan mahasiswa calon guru
berpendapat bahwa belajar adalah mencari informasi atau pengetahuan baru dari sesuatu
yang sudah ada di alam.
c. Pandangan
tentang Mengajar
Walaupun jumlah penelitian tentang
konsepsi mahasiswa calon guru tentang mengajar sains belum banyak dilakukan namun
penelitian yang dilakuakn oleh Aguirre dkk (1990: 58) dan Ari Widodo (1997: 63)
mengungkapkan bahwa peran guru sebagai sumber informasi dan, pengetahuan
merupakan peran yang banyak disebutkan oleh guru dan mahasiswa
Pandangan
guru tentang sains,
belajar dan mengajar ternyata saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu,
banyak guru yang mengajar dengan metode berceramah sebab bagi mereka sains adalah sekumpulan pengetahuan yang
harus ditransfer kepada siswa.
4. Cara Merumuskan Pengalaman Belajar yang Sesuai
Untuk
merumuskan pengalaman belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa faktor antara lain :
a. Karakteristik
konsep yang diajarkan
Karakteristik
konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan tuntunan yang sudah melekat untuk tiap
konsep. Sebagai contoh, konsep evolusi yang berarti perubahan secara
perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama, memberikan petunjuk bahwa
pengalaman belajar yang paling tepat dengan mengobservasi dan menganalisis
bukti-bukti evolusi (Sudarminta, 2003: 54).
b. Kesiapan
Siswa
Faktor
kedua yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman belajar adalah kesiapan siswa.
Guru hendaknya mempertimbangankan kesiapan siswa. Untuk itu guru hendaknya juga
memperhatikan tingkat perkembangan, terutama perkembangan kognitif. Apabila
tingkat berfikir siswa diperkirakan masih pada tingkat konkret, tentunya konsep
tersebut akan sulit dipahami siswa apabila hanya lewat penjelasan. Siswa yang
demikian tentunya akan lebih baik apabila pengalaman belajarnya adalah
pengalaman belajar langsung dengan objek nyata (John Dewey, 2004: 64).
c. Fasilitas
yang tersedia
Faktor ketiga yang juga penting
dipertimbangkan guru adalah ketersediaan alat. Guru tentunya tidak bisa
merancang alat suatu kegiatan yang akan menggunakan alat atau bahan yang tidak
dapat diperolehnya. Untuk itu dalam merancang pengalaman belajar guru harus
mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkannya. Misalnya
guru yang mengajar disekolah yang terletak disuatu pegunungan jauh dari laut
dan tidak mempunyai awetan ganggang laut, tentunya tidak tepat apabila guru
tersebut merancang pengalaman belajar siswa dengan observasi langsung terhadap
ganggang air laut (John Dewey, 2004: 58).
Memahami pendidikan berbasis pengalaman, penulis awali
dengan mengemukakan pengertian pendidikan dan pengalaman. Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia. Kemudian pengalaman, menurut Sudarminta adalah
keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa saja yang terjadi pada manusia dalam
interaksinya dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya, dan
dengan seluruh kenyataan. Dalam catatan lain Sudarminta (2003: 29) juga
mengemukakan bahwa, pengalaman adalah keseluruhan kegiatan dan hasil yang
kompleks serta bersegi banyak dari interaksi aktif manusia, sebagai makhluk
hidup yang sadar dan bertumbuh, dengan lingkungannya yang terus berubah dalam
perjalanan sejarah.
Pengalaman manusia terus bertambah dan tumbuh seiring dengan
bertambahnya umur, kesempatan, dan tingkat kedewasaan manusia. Tambahan
pengalaman tidak sekedar menjadi tumpukan pengalaman demi pengalaman yang
lepas, tetapi dapat terjadi suatu perpaduan yang memperkaya dan menumbuhkan
pribadi yang mengalami, walau hal itu tidak terjadi begitu saja. Satu hal yang
sangat ditekankan oleh John Dewey (2004: 62) yakni keyakinan bahwa semua
pendidikan yang sejati muncul melalui pengalaman tidaklah berarti bahwa semua
pengalaman itu murni dan sama-sama mendidiknya.
Secara garis besar perkembangan emosional anak bergerak dari
kedudukan kebergantungan menuju taraf ketidak-bergantungan atau kemandirian,
dan dari perhatian untuk diri sendiri kearah orientasi kepada orang lain. Jadi
pendidikan yang sehat adalah pendidikan yang berbasiskan pada kondisi
psikologis dan sisi pengalaman anak, yakni proses pendidikan yang dapat
mengakomodasi bakat dan potensi anak, pendidikan yang tak terlepas dari dunia
anak baik secara fisik maupun psikis anak. Pendidikan berbasis pengalaman akan
senantiasa meningkatkan pengalaman yang melekat pada diri anak didik secara
bertahap melalui periodisasi perkembangan fisik dan kondisi kejiwaan dan mental
anak (John Dewey: 2004: 62).
Oleh karena itu, perubahan dalam proses pembelajaran
terhadap anak sebagaimana yang telah disebutkan diatas tadi adalah mutlak
diperlukan. Dewasa ini berbagai bentuk reformulasi pendidikan anak banyak
ditawarkan, diantaranya adalah pendidikan berbasis pengalaman yang telah
dikemukakan oleh tokoh pendidikan progressive Amerika, John Dewey.
Pada usia dini hingga umur sekolah dasar sikap anak
sangatlah labil, penanaman sikap yang diterapkan oleh orang tuanya belum
sempurna dilaksanakan oleh anak, kedisiplinan yang diberikan mungkin baru
dipatuhinya ketika berada dalam lingkungan rumah atau ketika ada orang tua
mereka saja. Maka untuk mencapai kedudukan itu strategi dalam mendidiknya perlu
digali, secara psikologis sebenarnya anak akan lebih menerima apabila
pengetahuan yang didapatnya sesuai dengan pengalamannya. Sehingga penerapan
proses belajar mengajar akan lebih mengena apabila para pendidik dapat membangun
pengalaman kepada siswa (Walgito: 1997: 59).
Kejadian akan menjadi pengalaman apabila anak mengolahnya,
menghubungkannya dengan pengalaman lampau, menafsirkannya, dan mengambil
kesimpulan bahwa pertengkaran itu tidak baik serta dapat menimbulkan rusaknya
tali persahabatan. Dari sini improvisasi seorang pendidik agar anak dapat
menentukan sikap dan menahan diri bahwasannya pertengkaran bukanlah jalan
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan, dan berkat pengalaman itu ia belajar
dan tingkah lakunya berubah, artinya bahwa ia dapat bertindak lebih efektif dan
serasi dalam menghadapi situasi-situasi hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut, pendidikan berbasis pengalaman
memiliki pengertian bahwa belajar akan mencapai tujuan apabila diilustrasikan
dengan berbagai kejadian nyata dan dengan keterlibatan secara menyeluruh yang
sesuai dengan aktivitas anak itu sendiri. Membangun inisiatif dari dalam diri
peserta didik adalah cara yang paling efektif untuk menghantarkan keberhasilan
mereka menuju kedewasaan, mengeksplorasi berbagai potensi, reaktif terhadap
perubahan, tumbuhannya sikap positif, dan lain sebagainya. Karena proses
belajar adalah berpikir, berbuat, bergerak, dan memperkaya pengalaman.
Selain itu paradigma pendidikan berbasis pengalaman yang
dibangun Dewey adalah mengubah pola hubungan monolog dengan hubungan dialogis
dalam hal mana nilai yang dibangun antara murid dan guru adalah keakraban.
Dalam proses pendidikan ini anak-anak diberikan ruang gerak berkreativitas,
berekspresi dan melakukan hal-hal yang positif, serta ruang gerak yang luas
untuk berpikir dan berhasrat, karena kondisi ini justru menumbuhkan potensi
anak untuk berpikir mandiri serta mengembangkan daya nalarnya (John Dewey:
2004: 78).
Pendidikan berbasis pengalaman lebih memusatkan orientasi
pada anak dan memandangnya sebagai subjek pendidikan, sebagaimana yang
dikatakan John Locke;
“Anak bukanlah kertas kosong yang diatasnya akan terdapat
goresan tinta sebagaimana orang dewasa inginkan, karena anak adalah subjek yang
hidup dan memiliki keunikan-keunikan tertentu” (yang juga dikenal dengan teori
tabularasa). Kerena itu, peranan para pendidik dalam hal ini sangat besar,
pendidiklah yang mempunyai andil relatif besar dalam pembentukan karakteristik
anak, dengan asumsi bahwa pengalaman individu selama masa perkembangannya
sangat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
A.
Kajian
Tentang Strategi Everyone is Teacher Here
1. Pengertian
Everyone is Teacher Here
Istilah every one is a teacher here berasal dari
bahasa inggris yang berarti setiap orang adalah guru. Jadi every one is
teacher here adalah suatu strategi yang memberi kesempatan pada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai “pengajar” terhadap peserta didik lain (Ramayulis:
2005: 112). Dalam proses belajar tidak harus berasal dari guru, siswa bisa
saling mengajar dengan siswa yang lainnya. Strategi ini merupakan strategi yang
mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu dan
strategi ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
لِخَلْقِ تَبْدِيلَ لَا عَلَيْهَا النَّاسَ فَطَرَ الَّتِي اللَّهِ فِطْرَتَ حَنِيفًا لِلدِّينِ وَجْهَكَ فَأَقِمْ
يَعْلَمُونَ لَا النَّاسِ أَكْثَرَ وَلَٰكِنَّ الْقَيِّمُ الدِّينُ ذَٰلِكَ اللَّهِ
Artinya: Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu (Q.S. 30 Al-Rum
30)
Dengan
melihat strategi every one is a teacher here dan ayat diatas sangat
berhubungan karena dengan strategi itu membuat siswa dapat dididik dan dapat
mendidik. Ayat diatas juga menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik
dan dapat mendidik (Darajat, 2006: 16).
2. Manfaat penerapan strategi Everyone is a Teacher
Here.
Sekarningrum (2011: 115) menjelaskan
bahwa manfaat dari penerapan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a. Meningkatkan
partisipasi kelas secara keseluruhan dan individual.
b. Mengaktifkan
peserta didik.
Rahayu (2011: 325) menjelaskan bahwa
manfaat penerapan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a.
Menggali informasi seluas-luasnya
baik administrasi maupun akademis.
b.
Mengecek atau menganalisis pemahaman
siswa tentang pokok bahasan tertentu.
c.
Membangkitkan respon siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa manfaat penerapan strategi Everyone is a Teacher Here adalah
sebagai berikut:
a.
Meningkatkan partisipasi kelas
secara keseluruhan dan secara individual.
b.
Mengaktifkan peserta didik.
c.
Menggali informasi seluas-luasnya
baik administrasi maupun akademis.
d.
Mengecek atau menganalisis pemahaman
siswa tentang pokok bahasan tertentu.
e.
Membangkitkan respon siswa
3. Langkah-langkah penerapan strategi Everyone is a Teacher Here
Silberman (2009: 183) memaparkan langkah-langkah penerapan
strategi Semua Orang bisa menjadi Guru adalah sebagai berikut:
a. Guru
membagikan kartu kosong kepada setiap siswa. Guru meminta para siswa menulis
sebuah pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari.
b. Guru
mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada setiap siswa. Guru
meminta siswa membaca diam-diam pertanyaan yang ada pada kartu dan pikirkan
satu jawaban.
c. Guru memanggil sukarelawan yang akan membaca
dengan keras kartu yang mereka dapat dan menjawab pertanyaan yang diterimanya.
d. Guru
meminta kepada siswa yang lain untuk menambahkan jawaban yang diberikan.
e. Guru
melanjutkan ke siswa lain bila waktu masih memungkinkan.
4. Kendala-kendala penerapan strategi Everyone is a Teacher Here.
Widiyanti (2011: 78) menjelaskan bahwa kendala-kendala
penerapan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a. Pertanyaan
yang diajukan siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Siswa
merasa takut ketika tidak bisa menjawab pertanyaan.
5. Kelemahan-kelemahan strategi Everyone is a Teacher Here.
Widiyanti (2011: 79) menjelaskan bahwa kelemahan-kelemahan
strategi Everyone is a Teacher Here,
yaitu:
a. Memerlukan
penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak
menyimpang dari tujuan pembelajaran.
b. Membutuhkan
waktu yang lama untuk menghabiskan semua pertayaan untuk kelas besar.
6. Kelebihan-kelebihan strategi Everyone is a Teacher Here.
Silberman (2009:183) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan
strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a. Mendukung
pengajaran sesama siswa di kelas.
b. Menempatkan
seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
Rahayu (2011: 47) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan
strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a. Strategi
ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa.
b. Strategi
ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada berbagai mata pelajaran.
c. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
d. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menganalisis masalah.
e. Meningkatkan
kemampuan siswa menuliskan pendapat-pendapatnya.
f. Meningkatkan
keterampilan siswa dalam membuat simpulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan-kelebihan strategi Everyone is
a Teacher Here adalah sebagai berikut:
a. Mendukung
dan meningkatkan proses pembelajaran.
b. Melatih
siswa untuk bertanggung jawab.
c. Strategi
ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
d. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, dan
keterampilan membuat simpulan.
7. Langkah-langkah penerapan strategi Everyone is a Teacher Here.
Silberman (2009:183) memaparkan langkah-langkah penerapan
strategi Semua Orang bisa menjadi Guru adalah sebagai berikut:
a. Guru
membagikan kartu kosong kepada setiap siswa. Guru meminta para siswa menulis
sebuah pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari.
b. Guru
mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada setiap siswa. Guru
meminta siswa membaca diam-diam pertanyaan yang ada pada kartu dan pikirkan
satu jawaban.
c. Guru
memanggil sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat
dan menjawab pertanyaan yang diterimanya.
d. Guru
meminta kepada siswa yang lain untuk menambahkan jawaban yang diberikan.
e. Guru
melanjutkan ke siswa lain bila waktu masih memungkinkan.
B.
Kajian Teori tentang Hubungan antara
Strategi Everyone is a Teacher
Here dengan Pengalaman Belajar Siswa
Kaitan antara strategi pembelajaran everyone in a teacher here dengan pengalaman belajar siswa dapat
diamati dari tiap-tiap kegiatan pembelajarannya, yaitu:
1. Dengan strategi tersebut siswa dapat
dengan leluasa bertanya kepada teman teman sehingga siswa yang lain juga dapat
berfikir kritis terhadap materi yang disampaikan guru karena pada akhirnya
siswa akan menjawab pertanyaan yang diajukan teman yang lain.
2. Siswa mempelajari sejenak tentang materi
yang baru saja diajarkan sebagai penguat materi yang diajarkan,yang membuat
siswa termotivasi untuk belajar dengan serius dan siswa belajar untuk berfikir
kritis dengan membuat pertanyaan secara tertulis
3. Guru memberikan potongan kertas kosong
yang pada akhirnya siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan
materi yang disampaikan guru yang nantinya masing masing siswa juga dapat
menjawab pertanyaan dari temannya
4. Siswa berkesempatan mengemukakan
pendapatnya dan menjabarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang sesuai dengan
pengalaan belajar yang mereka dapat
5. Dari hasil pertanyaan yang dibuat masing
masing siswa serta jawaban dari
pertanyaan tersebut guru dapat mengetahui seberapa besar proses pengalaman
belajar siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
6. Seiring itu guru memberikan poin dalam
materi pembelajaran. Agar siswa mengetahui kebenaran dari pernyataan dan
pertanyaan yang diberikan oleh temannya sehingga siswa termotivasi untuk
berperan aktif dalam proses belajar mengajar
C.
Kajian Tentang Materi Sejarah Kebudayaan Islam
1.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Kata sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun” yang
artinya pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut “history” yang
berasal dari bahasa Yunani historia yang artinya ilmu. Banyak
sekali pengertian sejarah yang diberikan oleh para ahli di antaranya, R. Aron (2010:
11) menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia, dan
menurut March Bloch (1999: 26) sejarah merupakan aktivitas-aktivitas manusia
pada masa lalu.
Sejarah dalam bahasa arab disebut “tarikh” yang
berarti bulan dilangit. Menurut bahasa,tarikh berarti sebagai
berikut:
a. Penentuan awal berita
khusus berdasarkan masa
b. Perhitungan zaman/waktu,
dan
c.
Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat.
Sedangkan menurut istilah, pengertian “tarikh” adalah
ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan.
Jadi sejarah dalam pengertian “history” dan “tarikh” memiliki
persamaan yaitu ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu (Munawwir, 1997: 127).
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture dan
dalam bahasa Arab tsaqafah. Dalam buku The Word University
Encyclopedia bahwa pengertian culture atau kebudayaan
adalah jalan hidup sebuah masyarakat yang mencakup keseluruhan spiritual,
intelektual, sikap artistik, yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan,
adat, moral, hukum dan hubungan sosial. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soekardi kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Sjalabi,
1960: 657). Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan
serta hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. Contohnya untuk
melakukan perjalanan menggunakan unta atau kuda, sekarang manusia dapat
menggunakan berbagai alat transfortasi seperti motor, mobil, perahu, kapal, dan
pesawat terbang. Benda-benda karya manusia tersebut merupakan contoh hasil
kebudayaan. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kehidupan manusia
sebagai anggota masyarakat.
Kehidupan beragama,
ideologi, dan kesenian adalah beberapa contohnya. Cipta merupakan kemampuan
mental atau kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang antara
lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan cinta dinamakan pula
kebudayaan, yaitu kebudayaan rohaniah.
Sedangkan menurut Poerwadarminta dalam Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (1976: 865) istilah
kebudayaan diartikan sebagai cara hidup sesuatu masyarakat, peradaban, kemajuan
(akal budi) yang merujuk kepada keseluruhan cara hidup manusia dalam semua
bidang yang melibatkan akal budi dan daya usaha mereka.
Menurut
Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud ideal, yaitu wujud
kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas
dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang terakhir wujud benda, yaitu wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Secara
istilah, banyak pengertian tentang kebudayaan diantaranya :
a. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa
yang menyatakan diri dalam keseluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia
yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu.
b. Aspek ekspresi simbolik prilaku manusia atau makna
bersama yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan
karenanya mengabaikan konflik.
c. Kondisi kehidupan biasa yang melebihi
dari yang diperlukan (Ibnu Chaldun)
d. Bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat, struktur intuitif yang mengandung nilai-nilai rahaniah tinggi yang
menggerakkan masyarakat atau hasanah historis yang terefleksikan dalam nilai
yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rahaniyah yang
jauh dari kontradiksi ruang dan waktu (Hasim, 1975: 88).
Dari
beberapa rumusan yang disajikan di atas walaupun terdapat perbedaan dalam
penekanannya, namun semua sepakat bahwa apa yang dinamakan sejarah itu
adalah peristiwa masa lampau yang tidak hanya memberi informasi tentang
terjadinya peristiwa, tetapi juga memberikan interpretasi atas peristiwa yang
terjadi dengan melihat pada hukum sebab akibat. Oleh karena itu mungkin terjadinya
interpretasi baru, karena ditemukannya bukti-bukti baru maka haruslah tetap
terbuka. Apalagi mempelajari tentang sifat manusia yang perubahannya sangat
besar dan kadang-kadang sulit dipahami. Kebudayaan secara bahasa, berasal
dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah. Kata ini
berasal dari dua kata yaitu budi dan daya.
2.
Tujuan
dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan dan manfaat
belajar yang dimaksudkan adalah mempelajari sejarah. Manfaat mempelajari
sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu intrinsik dan ektrinsik.
Secara instrinsik sejarah
memiliki empat manfaat, yaitu
a.
Sejarah
sebagai ilmu
b.
Sejarah
sebagai cara mengetahui masa lampau
c.
Sejarah
sebagai pernyataan sikap
d.
Sejarah
sebagai profesi (Ibrahim, 2002: 90).
Sedang
secara ekstrisik, sejarah memilki beberapa manfaat, yaitu:
a.
Sejarah
sebagai latar belakang
b.
Sebagai
rujukan
c.
Bukti
d.
Pendidikan
(Ibrahim, 2002: 94).
Manfaat sejarah dalam
pendidikan dapat diketemukan dalam pendidikan moral, penalaran, politik,
kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu.
a.
Sebagai
ilmu Bantu, sejarah dapat digunakan untuk menjelaskan studi-studi keislaman,
seperti ilmu tafsir, ilmu hadis dan sebagainya. Sebagai contoh dalam
periwayatan hadis dikenal istilah Asbabul wurud.
b.
Manfaat
lain dari sejarah adalah dapat dijadikan sebagai `ibrah (pelajaran). Banyak
peristiwa masa lampau yang dapat diambil pelajaran secara positif. Hal ini
berbeda dengan pemahaman aliran “Berhala Sejarah” yang menganggap segala
peristiwa masa lampau harus diikuti baik positif maupun negative (Ibrahim,
2002: 97).
3.
Sumber
Sejarah Islam
Sumber-sumber yang dapat
dijadikan alat bukti tentang terjadinya peristiwa sejarah ialah :
peninggalan-peninggalan baik yang berbentuk relief-relief, monumen-monumen,
manuskrip-manuskrip atau bukti lain yang otentik. Jadi semua peristiwa baru
dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah jika dia didukung oleh bukti-bukti
sejarah. Cerita, legenda, mitos dan lain-lain yang tidak didukung oleh
bukti-bukti sejarah tidaklah bisa dipergunakan sebagai sumber sejarah (Wahid, 2008: 186).
4.
Ciri-ciri
dan Struktur Kebudayaan Islam
Ciri-ciri
kebudayaan Islam antara lain ;
a.
Bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang
menjadi prinsip pokok ajaran Islam
b.
Hasil
buah pikiran dan pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
membahagiaan umat. Sebab Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan lilalamin (Wahid, 2008: 188).
Kedua ciri kebudayaan
Islam diatas merupakan formulasi dari dua kata dalam al-Qur`an yang senantiasa
muncul secara berurutan, Amanuu dan `amilushalihaat .
Kebudayaan Islam
mencerminkan adanya perpaduan antara moral yang merupakan pokok ajaran Islam
dengan dorongan pemakaian akal. Aspek pertama ditunjukkan oleh al-Qur`an
melalui formulasi perlunya mengedepankan aspek moral dalam beraktifitas,
seperti ayat: ya ayyuhalladziina amanuu anfiquu mimma razaqnaakum. Untuk yang
terakhir dalam al-qur`an seperti : afalaa ya`qiluun, afalaa tatadabbaruun dan
sebagainya.
Struktur semacam ini
merupakan perpaduan antara dua arus besar kebudayaan yang pernah muncul sebelum
kehadiran Islam. Dua arus tersebut adalah Mesir dan Yunani. Mesir merupakan
pusat gerakan moral dalam agama-agama samawi, sedangkan Yunani merupakan pusat
pengkajian logis filosifis.
5.
Periodisasi
Perkembangan Kebudayaan Islam
Periodisasi sejarah
Peradaban Islam dimulai dari pertanyaan tentang kapan awal sejarah Islam?. Ada
dua cara pandang yang berbeda. Pertama, Sejarah Islam dimulai sejak proses
penciptaan alam. Kedua, sejarah Islam dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad
SAW. Bagi pendapat pertama, sejarah Islam tidak dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad
SAW, ada dua alasan, pertama, kata Islam tidak hanya dipergunakan sejak Nabi
Muhammad sebagai rasul, tetapi sudah ada sejak proses penciptaan alam itu.
Kedua, jika sejarah Islam dimulai masa Muhammad, berarti ada missing
link antara Adam sampai Isa.
Sementara bagi pendapat
kedua, sejarah Islam dimulai sejak awal kenabian Muhammad yang dimulai dari
masa pra diutusnya Muhammad dengan terma Pra Islam/masa Jahiliyyah. Periodisasi
Sejarah Kebudayaan Islam menurut A. Hasymi (1975: 145) membaginya menjadi 9
periode. Periode tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Masa
Permulaan Islam (dari lahirnya Islam 17 Ramadhan 12 sebelum hijrah sampai tahun
41 H/6 Agustus 610 sampai 661 M).
b.
Masa
Umayah ( 41-132 H/661- 750 M)
c.
Masa
Abbasiyah I ( 132- 232 H/750 – 847 M)
d.
Abbasiyah
II (232 – 334H/ 847 – 946 M)
e.
Abbasiyah
III ( 334 – 467 H/ 946 – 1075 M)
f.
Abbasiyah
IV (467 – 656 H/1075-1261 M)
g.
Mugholiyah
(656 – 927 H/ 1261- 1520 M)
h.
Usmaniyah
(927 – 1213 H/ 1520 – 1801 M)
i.
Kebangkitan
Baru (1213 H/ 1801 M) sampai awal abad XX
Sebagian ahli sejarah
membagi periodesasi Sejarah Kebudayaan Islam menjadi :
a.
Periode
Klasik (650 – 1250) yang meliputi :
1)
Masa
Kemajuan Islam I (650 – 1000)
2)
Masa
Disintegrasi (1000 – 1250)
b.
Periode
Pertengahan ( 1250 – 1800) yang meliputi :
1)
Masa
Kemunduran I ( 1250- 1500)
2)
Masa
Tiga Kerajaan Besar (1500-1800) terbagi :
a)
Fase
Kemajuan (1500-1700)/Masa Kemajuan II
b)
Fase
Kemunduran (1700-1800)/Fase Kemunduran II (Hasymi, 1975: 145)
c.
Periode
Modern (1800 M) /Masa Kebangkitan Islam
Periodisasi ini menjadi ciri babakan sejarah
berdasarkan bentuk negara atau system politik. Jika di break down akan nampak
sebagai berikut.
Periode Klasik (650-1258) terbagi menjadi masa
Kemajuan Islam I (650-1000) dan Masa Disintegrasi (1000-1250). Masa Kemajuan
Islam I merupakan masa perluasan, integrasi dan keemasan Islam, dimulai sejak
kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai dihanguskannya Baghdad oleh Hulagu Khan.
Sehingga masa ini meliputi; masa Nabi Muhammad Saw, Masa Khulafaurrasyidin,
Masa Dinasti Umayyah Timur atau Umayah Damaskus, dan masa Dinasti Abbasiyah.
Sedangkan masa disintegrasi yang dimaksudkan sebagai masa terjadinya pemisahan
beberapa wilayah Abbasiyah dan tidak kuasanya para sultan dibawah tekanan para
tentara pengawal.
Periode Pertengahan (1258-1800), yaitu masa jatuhnya
abbasiyah Baghdad sampai penghujung abad tujuhbelas. Periode ini meliputi Masa
Kemunduran I (1250- 1500), yaitu masa Jengis Khan menghancurkan beberapa
dinasti Islam kemudian mencapai puncaknya dengan dihancurkannya Baghdad oleh
cucunya Hulagu Khan. Masa ini disentralisasi dan disintegrasi dunia Islam
meningkat sehingga menghilangkan system khilafah secara formal. Setelah
berlangsung hampir dua setengah abad, dunia Islam menemukan kemajuannya dengan
munculnya beberapa dinasti yang memberi harapan bagi kemajuan Islam. Masa ini
disebut sebagai masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800), yaitu Usmaniyah diTurki,
Syafawiyah di Persia dan Mughal di India. Masa ini mengalami dua fase, yaitu
Fase Kemajuan (1500-1700) disebut masa Kemajuan II, dan fase Kemunduran (1700-1800)
disebut masa Kemunduran II (Hasymi, 1975: 149).
Fase Kemajuan yang diraih selama dua abad yaitu
munculnya sultan-sultan yang mampu mengangkat harkat dan martabat dinasti. Tapi
masa itupun juga mengalami kemunduran karena beberapa hal, 1. Tidak kredibelnya
para sultan, 2. Serangan dari dinasti Islam lain, 3. Serangan agama lain
seperti Hindu terhadap Mughal di India, dan 4. Serangan dari bangsa lain.
Periode Modern (1800 M) disebut sebagai masa
Kebangkitan Islam. Masa tersebut sebagai akibat dari terbukanya mata dunia
Islam atas kemunduran dan ketertinggalan Islam dari Dunia Barat. Para penguasa
muslim mencari cara untuk memunculkan balance of power dalam rangka mengangkat
harga diri umat yang hilang. Maka dari itu muncullah gerakan melawan penjajahan
dan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan Umat Islam.
Dari beberapa pernyataan di atas mengenai
pengertian SKI serta ruang lingkup mengenai SKI, maka dalam PTK yang di lakukan
adalah pada materi SKI standart kompetensi memahami dakwah Rasulullah SAW dalam
membina umat. Adapun materinya adalah sebagai berikut :
1)
Sejarah
dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah
a)
Dakwah
Rasulullah SAW pada Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih beradadalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakatArab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid,yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi AdamA.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah ( Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzzadan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih beradadalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakatArab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid,yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi AdamA.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah ( Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzzadan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in
(1)
Pengangkatan
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT,terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliaugenap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintahAllah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yangditurunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT,terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliaugenap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintahAllah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yangditurunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
(2)
Ajaran
Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
(a) Keesaan Allah SWT
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
(a) Keesaan Allah SWT
(b)
Hari
Kiamat sebagai hari pembalasan
(c)
Kesucian
jiwa
(d)
Persaudaraan
dan Persatuan
(3)
Reaksi
Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby (1960: 223) dalam
bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy
menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
(a)
Kaum
kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan
perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
(b)
Kaum
kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah
mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa negeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.
(c)
Kaum
kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidup nya bermasyarakat warisan leluhur mereka.
(d)
kaum
kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW
karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk
menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
(1)
Para
budak yang telah masuk
Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya
al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di
luar batas perikemanusiaan.
Kaum kafirü
Kaum kafirü
(2)
Quraisy
mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka
dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi
tantangan dari kaum kafir Quraisy, Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang
sahabatnya, termasuk di dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk
berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan
jaminan keamanan.
Peristiwa hijrah yang
pertama ke Habasyah terjadi pada tahun (615 M.) Suatu saat keenam belas orang
tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal,
dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab.
Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam. Akhirnya,
Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat
itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari
kenabian (619 M) Abu Thalib, paman RasulullahSAW dan pelindungnya wafat. Empat
hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam
tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut amul huzni (tahun duka cita).
Pada abad ke-5 sejarah
dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha
melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemblokiran
terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.).
beberapa pemblokiran tersebut antara lain :
(1)Memutuskan
hubungan perkawinan
(2)Memutuskan
hubungan jual beli.
(3)Memutuskan
hubungan ziarah-menziarahi.
(4)Tidak
ada tolong menolong.
Pemblokiran itu
tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang digantungkan di Kakbah dan
tidak akan dicabut sebelum Muhammad SAW. Menghentikan gerakannya. Selama tiga
tahun lamanya Bani Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat
pemblokiran. Banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah
untuk mempertahankan hidup untuk menyelamatkan diri. Ujian bagi Rasulullah SAW
Juga bertambah berat dengan wafatnya dua orang yang sangat dicintainya, yaitu pamannya,
Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah.
Peristiwa tersebut yang
terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul
Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).Dengan meninggalnya dua tokoh
tersebut orang Quraisy makin berani dan leluasa mengganggu dan menghalangi
Rasulullah SAW. Mereka berani melempar kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau
hampir meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi Muhammad SAW.
Merasakan bahwa dakwah di Mekah tidak lagi sesuai sebagai pusat dakwah Islam.
Oleh karena itu, Beliau bersama Zaid bin Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk
berdakwah (Haekal, 2011: 334).
Ajaran Rasulullah itu
ditolak dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan mengejar Rasulullah
sambil di lempari dengan batu. Saat itu Rasulullah SAW Sempat berlindung di
bawah kebun anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia). Meski demikian
terluka, Rasulullah SAW. Tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Kesulitan
dan hambatan yang terus-menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya dihadapi
dengan sabar dan tawakal. Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat
perjuangan sudah berada pada puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan oleh
Allah SWT untuk menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di
Palestina, dan selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS
Al-Isra/17:1). Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11
dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.Hikmah Allah
Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai berikut.
(1)
Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah
diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya.
(2)Memberikan
penambahan kekuatan iman keyakinan Beliau sebagai rasul untuk terus menyerukan
agama Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
(3)Menjadi
ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada
kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam.
(4)Peristiwa
ini dijadikan olok-olok oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad SAW. Sudah
gila. Meski demikian, ada orang yang beriman atau percaya terhadap kejadian
ini,yaitu Abu Bakar sehingga nama Beliau ditambahkan dengan gelar As Sidik
b) Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di Kota
Mekah
Dengan
berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode pertama perjalanan
dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya, Beliau berjuang
antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah masyarakat Mekkah dengan
jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw
singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba
dan masjid pertama dalam sejarah Islam.
Tepat pada hari
Jumat 12 Rabiul awal tahun 1Hijrah bertepatan pada 24 September 6 M. Mereka
mendapat sambutan penuh haru, hormat, dan kerinduan diiringi puji-pujian dari
seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw mengadakan shalat Jumat yang pertama kali
dalam sejarah Islam dan Beliaupun berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan
Anshar (Haekal, 2011: 345)
2) Dakwah Rasulullah SAW pada periode
madinah
Pada tahun ke-13
(sesudah Nabi Muhammad diutus,) 73 orang penduduk Madinah berkunjung ke Makkah
untuk mengunjungi Nabi dan meminta beliau agar pindah ke Madinah. Melihat
kondisi Masyarakat di Mekkah yang memandang Rasulullah sebagai buruan akhirnya
nabi memandang bahwa kota Makkah tidak dapat dijadikan lagi pusat dakwah.
Karena itu, Nabi pernah mengunjungi beberapa negeri seperti Thaif, untuk
dijadikan sebagai tempat pusat dakwah, namun ternyata tidak bisa, karena
penduduk Thaif juga memusuhi Nabi. Oleh karena itu, Nabi memilih kota Madinah
(Yastrib) sebagai tempat hijrah kaum Muslimin (Hasymi,
1975: 175).
Faktor –faktor
Nabi memilih kota Madinah sebagai tempat hijrah kaum muslimin.
a) Madinah adalah tempat yang paling dekat
dengan Makkah.
b) Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah
mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk madinah karena kakek nabi, Abdul
Mutholib, mempunyai istri orang Madinah.
c) Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi
bahwa mereka memiiki sifat yang lemah lembut.
d) Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di
madinah yaitu bani Nadjar.
e) Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah
karena perintah Allah SWT (Haekal, 2011: 324).
Penduduk
kota Madinah terb\diri dari 2 golongan yang berbeda jauh, yaitu:
a) Golongan Arab yang berasal dari selatan
yang terdiri dari suku
Aus dan Khazraj
b) Golongan yahudi, yaitu orang-orang
Israel yang berasal dari utara (Palestina)
Dengan hijrahnya kaum
muslimin, terbukalah kesempatan bagi Nabi saw untuk mengatur strategi membentuk
masyarakat Islam yang bebas dari ancaman musuh baik dari luar maupun dari
dalam.
a) Hikmah Sejarah Dakwah Rasululah SAW
Periode Madinah
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah saw antara lain:
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah saw antara lain:
(1) Dengan persaudaraan yang telah dilakukan
oleh kaum
Muhajirin dan kaum
Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram.
(2) Persatuan dan saling menghormati antar
agama.
(3) Menumbuh-kembangkan tolong menolong
antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin
(4) Memahami bahwa umat Islam harus
berpegang menurut
aturan Allah swt
memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah SWT
dan antara manusia dengan manusia
(5) Kita mendapatkan warisan yang sangat
menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
(6) Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam
menyiarkan agama Islam.
(7) Terciptanya hubungan yang kondusif
b) Strategi Dakwah Rasulullah SAW pada
periode Makkah dan Madinah
(1) Strategi Dakwah Rasulullah SAW Pada
Periode Mekah
Tujuan dakwah
Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan
kejahiliyahannya di bidang agama,moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang
meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (Hasan, 2002: 324).
Strategi dakwah
Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai
berikut:
(a) Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3
- 4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
·
Abdul
Amar dari Bani Zuhrah
·
Abu
Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
·
Utsman
bin Affan
·
Zubair
bin Awam
·
Sa¶ad
bin Abu Waqqas
·
Thalhah
bin Ubaidillah (Hasan, 2002: 387).
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
(b)Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara
terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan (Hasan, 2002: 323).
Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: ayat: 214-216. Tahap-tahap
dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
·
Mengundang
kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far binAbu Thalib, dan
Zaid bin Haritsah.
·
Rasulullah
SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,terutama yang berada dan bertempat
tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah
secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan
kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah binAbdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar
bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari
kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).Rasulullah SAW menyampaikan
seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat
bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
·
Abu
Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
·
Tufail
bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah Rasulullah SAW
terhadap penduduk Yastrib (Madinah).Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk
Islam dari suku Aus danKhazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M,
sebanyak 13orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak
lagi.Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah. Pertemuan
umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi
pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul
Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib (Hasan, 2002: 365).
(2) Strategi Dakwah Rasulullah saw Periode
Mainah antara lain:
(a) Membina
masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan
kaum Anshar
(b)Memellihara dan mempertahankan
masyarakat Islam.
(c) Meletakkan
dasar-daar politik ekonomi dan social untk masyarakat Islam (Hasan, 2002: 354).
Dengan diletakannya
dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan
nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul
Munawwarah ”
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Objek Tindakan
Pendekatan
pembelajaran strategi belajar Everyone is
a teacher here menjelaskan
lebih mengutamakan proses kegiatan belajar mengajar siswa kelompok guna untuk
menumbuhkan pengalaman belajar siswa agar dapat menguasai dan memahami materi
pelajaran dan mengerjakan tugas serta
mengamban tanggungjawab sebagai individu dan mencapai hasil belajar yang biak
pula.
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas adapun jenis tindakan yang diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Interaksi pembelajaran dengan kondisi
eksternalnya
2. Minat siswa untuk belajar menemukan
sendiri.
3. Kerjasama dalam mengomunikasikan hasil
belajarnya, dan
4. Keaktifan dan sikap kooperatif siswa selama mengikuti
pembelajaran.
B.
Setting/ Subyek Penelitian
Setting atau lokasi Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah di MAN 3 Jember Jl. Jendral A. Yani No.76 Kecatamatan Jombang
Kabupaten Jember kelas XI IAGA dengan jumlah siswa 29 anak. Mata pelajaran yang
diampu adalah materi Sejarah Kebudayaan Islam pada pokok bahasan memahami
dakwah Rosulullah SAW dalam membina umat semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014.
C.
Metode Pengumpulan Data
Data yang akurat dapat diperoleh jika
pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian,
antara lain :
1.
Pengamatan Terbuka
Penelitian dilakukan agar memperoleh
data yang diinginkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Maksud
dari penelitian terbuka yaitu bahwa penelitian diketahui oleh subyek yang
diteliti, dalam hal ini adalah siswa.
2. Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas ini dilaksanakan
oleh peneliti mengajar dikelas dengan menggunakan metode cooperative learning.
Observasi ini juga biasa disebut observasi secara langsung. Dengan demikian
peneliti akan dapat memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat
menemukan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning
yang lebih tepatnya diterapkan di kelas (Moleong 2000:21).
Adapun
data yang dikumpulkan adalah melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang
dilakukan sejak awal penelitian atau siklus I sampai dengan siklus II bersama
mitra kolaborasi. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan minat
siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar
siswa.
Pada
bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan
yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan
yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah
evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
D.
Metode Analisa Data
Adapun
data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama – sama dengan mitra
kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman
guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan
belajar siswa.
E.
Cara Mengambil Kesimpulan
Cara mengambil kesimpulan data yaitu dengan cara catatan
observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal sampai terakhir baik
dari catatan pada waktu pembelajaran di kelas maupun ketika mengerjakan soal
ketika pembelajaran berlangsung sehingga peneliti mengetahui secara langsung
serta bisa menyimpulkannya dari hasil pencapaian siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar