Jumat, 13 Maret 2015

PENELITIAN TINDAKAN KELAS | Meningkatkan Pengalaman Belajar dengan Menggunakan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI IAGA di MAN 3 Jember Tahun Pelajaran 2013/2014

oleh : Rizqiyah Ratu Balqis


BAB I
PENDAHLUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi penting dalam pelaksanaan pendidikan formal terutama yang berbasis umum. Hal  tersebut dikarenakan materi pendidikan Agama Islam merupakan satu-satunya wahana untuk memberikan pengetahuan keagamaan, jika peserta didik tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius selain di sekolah, maka guru memegang peranan penting dalam mengelola dan mengambil tindakan bagaimana dan seberapa jauh tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pendidikan Agama Islam. Kegiatan belajar mengajar yang dapat melahirkan interaksi-interaksi antar potensi yang ada dalam diri peserta didik merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal diantaranya bagaimana guru dengan segenap pengalaman dan pengetahuannya mampu mengelola dengan menggunakan metodologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik
Dalam mencapai tujuan dari pada instrumen itu adalah  metode dalam mengajar. Banyak metode yang bisa digunakan dalam pengajaran sehingga seorang  guru harus selektif dalam memilih  dan menggunakan  metode  pembelajaran. Dalam pembentukan mempelajari peserta didik maka pembelajaran  agama islam memegang peranan yang sangat penting. Mengingat dalam agama islam sudah tercantum tata cara berakhlaq,  hukum agama Islam, hukum ibadah dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat pendidikan agama Islam kurang begitu diminati oleh peserta didik. Banyak yang menganggap  bahwa pendidikan  agama Islam sudah mereka  dapat dalam  sekolah-sekolah  non formal yang ada di musholla atau di masjid sehingga minat untuk belajar  agama Islam sangatlah kurang. Selain dari pada itu pembelajaran SKI  dirasa kurang menarik minat siswa karena tidak adanya metode yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Pelajaran SKI akan selalu bersinggungan dengan sejarah perjuangan Nabi dalam menyebarkan agama Islam, sebab sebagai insan yang beragama Islam maka SKI yang sesuai dengan ajaran agama Islam akan selalu teringat pada kehidupan mereka. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran yang tepat untuk mengajar pendidikan agama terutama mata pelajaran SKI  disekolah. Seperti kita ketahui bahwa mata pelajaran SKI  merupakan mata pelajaran yang memuat tentang bagaimana Islam tersebar dalam berbagai daerah, kota dan Negara, serta mengenal jejak para Nabi dan sahabat-sahabatnya yang turut menyebarkan agama islam lengkap dengan peristiwa peperangan yang terjadi pada zaman para Nabi.
Mengingat pentingnya materi agama dalam kehidupan manusia dan dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kita harus mampu menyajikan materi agama Islam secara lugas dan mudah dipahami serta dapat bersinggungan secara langsung dalam kehidupan siswa. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas maka peneliti berusaha mengadakan penelitian tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran SKI pada saat PPL di Madrasah Aliyah Negeri 3 Jember.
Peneliti  yang sekaligus guru pratikan  berusaha menerapkan-menerapkan metode ceramah bervariasi dengan menggunakan slide dan menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan keaktifan siswa  dan lebih memahamkan siswa  dalam mempelajari  mata pelajaran SKI. Sebagai tindak lanjut dalam pembelajaran maka peneliti menggunakan strategi Everyone is a teacher here strategi belajar Everyone is a teacher here dengan menggunakan film, dan menyimpulkan dengan sendirinya melalui ringkasan materi. Stategi ini akan tidak efektif apabila siswa kurang konsentarsi terhadap apa yang telah disajikan oleh guru dalam menyampaikan materi.
Dengan menggunakan strategi belajar Everyone is a teacher here yang diterapkan  dalam kelas  XI IAGA MAN 3 Jember bertujuan agar dapat meningkatkan minat belajar siswa  terhadap materi pelajaran agama islam dan meningkatkan minat belajar siswa serta tercapainya  hasil belajar yang baik.

B.     Identifikasi Masalah

Pembelajaran konvensional (ceramah) untuk mata pelajaran SKI tentu tidak relevan dan akan menimbulkan verbalitas bagi pemahaman anak. Sertam amteri SKI terkadang jarang peminatnya untuk siswa karena materi sejarah yang disajikan dan anak dituntut untuk mengetahui sejarang dan menghafal materi tersebut. Untuk mengatasi kebiasaan guru mengajar dengan pendekatan konvensional tersebut, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sarana termudah untuk meneliti, menyempurnakan, meningkatkan, dan mengevaluasi pengelolahan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran strategi Everyone is a teacher here menjelaskan lebih mengutamakan proses pembelajaran dan hasil individu dalam belajar  guna untuk menumbuhkan  pengalaman belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar  siswa untuk  dapat menguasai materi pelajaran dan mengerjakan tugas dari guru. Oleh karena itu apabila strategi Everyone is a teacher here dilaksanakan dapat :
1.      Mempermudah siswa dalam menguasai materi pelajaran.
2.      Meningkatkan  pengalaman  belajar siswa  baik dikelas maupun diluar kelas.
3.      Meningkatkan pengalaman belajar siswa secara maksimal.
Wujud atau aplikasi strategi Everyone is a teacher here pada bidang studi SKI adalah dengan menggunakan variasi alat peraga, di antaranya menggunakan media gambar dan film sebagai media pembelajaran.

 C.    Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.    Apakah Strategi belajar Everyone is a teacher here  dapat menumbuhkan pengalaman belajar siswa pada bidang studi SKI  kelas  XI IAGA di MAN 3 Jember ?
2.    Bagaimanakah efektifitas Strategi belajar Everyone is a teacher here pada siswa kelas XI IAGA pada bidang studi SKI  di MAN 3 Jember Tahun pelajaran 2013 / 2014 ?
 D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti di kelas XI IAGA MAN 3 Jember adalah sebagai berikut:
1.   Ingin mengetahui apakah strategi belajar Everyone is a teacher here  dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa pada bidang studi SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?
2.   Ingin mengetahui bagaimana aktivitas belajar dengan menggunakan strategi Everyone is a teacher here  pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?
3.   Ingin mengetahui  sejauh mana  hasil belajar yang diperoleh  dalam standar keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember ?

E.  Hipotesis Tindakan


Hipotesis tindakan  dalam PTK ini adalah :


1.         Pengalaman belajar siswa akan meningkat melalui penerapan strategi belajar Everyone is a teacher here  Aktivitas siswa akan meningkat dengan membuat catatan kecil serta pertanyaan yang diajukan kepada masing masing teman dan siswa juga menjawab pertanyaan tersebut

Ketrampilan siswa akan meningkat dalam membaca dan memahami materi pelajaran.


 F.   Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil pada penggunaan strategi belajar Everyone is a teacher here pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember adalah :

1.   Lembaga
Memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa  pada mata pelajaran SKI kelas XI IAGA di MAN 3 Jember guna pengembangan  keilmuan.
2.   Siswa
Dengan adanya penerapan strategi belajar Everyone is a teacher here  siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi pelajaran agama islam sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan  oleh guru.
3.   Guru
Dengan penerapan strategi belajar Everyone is a teacher here ini dapat digunakan para pengajar dalam  menambah pengetahuan dan wawasan untuk menggunakan strategi belajar yang efektif sehingga lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran.
4.   Peneliti
Sebagai bentuk kreatifitas  dibidang penelitian dan sebagai  wawasan dalam dunia  pendidikan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Pengalaman Belajar
1.    Pengertian Pengalaman Belajar
Pengertian belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan pengertian belajar yang berkaitan dengan pengalaman menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a.    Menurut james O. Whittaker, dalam  Djamarah (1999: 34) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
b.     Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
c.    Menurut Cronchbach Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah, 1999: 33).
d.   Howard L. Kingskey dalam Djamarah (1999: 35) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
e.    Drs. Slameto dalam Djamarah (1999: 36) Belajar adahlah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman, dimana didalamnya mencakup perubahan-perubahan afektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. Albert Bandura (1969: 254) menjelaskan sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. Menjelaskan juga sistem pengendalian perilaku, Stimulus control, perilaku yang muncul di bawah pengendalian stimulis eksternal seperti bersin, bernafas, dam mengedipkan mata. Outcome control, perilaku yang dilakukan untuk menapai hasilnya, berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Symbolic control, perilaku yang di arahkan oleh kata-kata yang dirumuskan, atau diarahkanoleh antipasi yang diimajinasikan dari hasil yang akan dihasilkan. Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar :
a.    Keterlibatan dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap pembelajaran.
b.    Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melakukan tugas sekalipun mengundang risiko.
c.    Pengaruh strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
d.   Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional. Dalam hal ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan sangat tergantung pada peserta didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru lingkungan.
e.    Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya (Slameto, 2003: 113).
Dengan demikian model yang diterapkan banyak memerlukan pengalaman pendidikan secara informal
2.   Pentingnya Pengalaman Belajar
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan, contohnya dari tidak tahu  menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mau menjadi mau, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan pasti merupakan peristiwa belajar. Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam belajar adalah perubahan yang relatif, konstan, dan berbekas. Sama halnya dengan pengalaman belajar, dimana seperti kata pepetah yang sering kita dengar dalam dunia pendidikan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Dalam hal ini pengalaman-pengalaman yang sering kita lalui dapat memberikan dan mengajarkan kita hal-hal yang berarti dalam hidup.
Pengalaman belajar siswa ditunjang dengan adanya teknologi. Dengan adanya kemajuan sains dan teknologi di bidang pendidikan seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk mempermudah siswa mencapai pengalaman belajar yang optimal.  Anak-anak sekarang menginginkan hal-hal yang baru yang menarik dan menantang. Demikian juga saat mengikuti pembelajaran di sekolah mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang guru harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan memasukkan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif dalam pembelajaran maka  akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada pengalaman belajar. Seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya akan bertanya dalam hatinya, “Pengalaman belajar apa yang akan aku berikan pada peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi dasar?” Pengalaman belajar yang diberikan oleh guru sangat penting bagi peserta didik (siswa) agar peserta didik dapat memiliki kompetensi dasar. Ada dua hal yang dapat membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa yaitu dengan penggunaan  multimetode dan multimedia yang disesuaikan sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah.
a.       Multimetode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Arsyad, 2011: 79). Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan demi mengimpelementasiakan startegi pemebelajaran sehingga terbentuk pengalaman belajar bagi siswa, yaitu:
1)      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang biasa digunakan oleh setiap guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbnagan tertentu juaga adanya faktor kebiasaa baik dari guru ataupun siswa. Dalam metode ini guru biasanya merasa belum puas manakala dalam proses pengelolaan pemebelajaran tidak melalukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehinnga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidaka ada proses belajar (Arsyad, 2011: 81).
2)       Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstarsi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret (Arsyad, 2011: 83).
3)      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama nmetode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998: 165). Oleh sebab itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar poengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Dengan demikian, jika setiap guru menerapkan metode yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran maka setiap siswa juga akan memiliki pengalaman yang berbeda dalam menerima materi pelajaran. Metode yang pertama adalah metode yang bersifat monoton dimana siswa hanya akan bisa mendengarkan materi yang telah disampaikan oleh seorang guru. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Metode pembelajaran yang kedua akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini dengan cara nmengamati secara langsung siswa kan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dengan kenyataan. Sedangkan metode yang ketiga sifatnya melatih siswa untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Dalam metode ini siswa mana dirangsang untuk lebih kreatif dalam memberikan gagasan, bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Namun disisi lain dalam metode ini hanya akan dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampialan berbicara.
 b.      Multimedia
Media pembelajara merupakan seluruh alat dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, buku atau LCD dan lain sebagainya (Arsyad, 2011: 76).
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan media interaktif seperti penggunaan komputer. Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari inforamsi baru, yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan itu. Komputer dapat diprogram untuk dimanfaatkan dalam potensi mengajar dengan tiga cara, yaitu:
1)      Tutorial
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik
(Arsyad, 2011: 85).
2)      Simulasi
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer ialah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem di mana siswa dapat berinteraksi. Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena mereka berpikir sehat, mencobakan interpretasinya dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan pada siswa apakah dampak dari keputusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau pendapatnya (Arsyad, 2011: 88).
3)      Pengolahan Data
Rowntree (Roestiyah, 2001
: 68) menuliskan bahwa dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau memanipulasi data dengan kecepatan yang tinggi. Siswa dapat meminta kepada komputer untuk meneliti figur-figur tertentu atau menghasilkan grafik dan gambar yang sulit/kompleks. Menurut Hamalik (2003: 73), ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk:
a)      Mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau Computer literate.
b)      Mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah dengan komputer.
c)      Melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran.
Jadi, dengan ketersediaan metode dan media yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran menyebabkan  guru dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi dasar siswa.
3.      Pandangan Guru Terhadap Pengalaman Belajar
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara pandangan tentang sains, tentang belajar dan tentang mengajar.
a.       Pandangan tentang sains
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa sains bagi kebanyakan mahasiswa calon guru adalah sekumpulan pengetahuan atau body of  knowledge, dimana sains berisi kumpulan fakta hasil observasi dan penelitian yang menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Menurut Aguirre dan Haggerty, 1990; Gustafson dan Rowell, 1995 melaporkan bahwa sebagian besar respon mahasiswa jatuh dalam katergori discovering yang didalamnya tercakup sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan (body of knowledge) dan sains sebagai suatu proses.
Menurut Bloom (dalam Widodo, 1997: 47), menyatakan bahwa sains dijadikan sebagai studi mengenai alam sekitar kita. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Widodo terhadap mahasiswa calon guru  dan guru sekolah lanjutan juga mengungkapkan hasil yang senada dimana sebagian besar guru dan mahasiswa calon guru menyatakan bahwa sains adalah ilmu tentang alam dan bahwa sains merupakan kumpulan fakta, pengetahuan dan informasi
Pandangan lain tentang sains yaitu hadir dari dua orang ahli Cain dan Evans (1990: 38) menyatakan bahwa sains mengandung 4 hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Sains sebagai proses atau metode berate bahwa sains merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. sains sebagai sikap artinya bahwa  dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur dan objektif, sedangkan jika sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pandangan tentang Belajar
Faktor lain yang mempengaruhi pandangan guru terhadap pengalaman belajar yaitu pandangan guru terhadap belajar. Penelitian yang dilakuakn oleh Aguirre dan Haggerty, 1995; Gustavson dan Rowell, 1995; Ari Widodo, 1997, mengungkapkan bahwa sebagian besar guru dan mahasiswa calon guru berpendapat bahwa belajar adalah mencari informasi atau pengetahuan baru dari sesuatu yang sudah ada di alam.
c.       Pandangan tentang Mengajar
Walaupun jumlah penelitian tentang konsepsi mahasiswa calon guru tentang mengajar sains belum banyak dilakukan namun penelitian yang dilakuakn oleh Aguirre dkk (1990: 58) dan Ari Widodo (1997: 63) mengungkapkan bahwa peran guru sebagai sumber informasi dan, pengetahuan merupakan peran yang banyak disebutkan oleh guru dan mahasiswa
Pandangan guru tentang sains, belajar dan mengajar ternyata saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, banyak guru yang mengajar dengan metode berceramah sebab bagi mereka sains adalah sekumpulan pengetahuan yang harus ditransfer kepada siswa.
4.   Cara Merumuskan Pengalaman Belajar yang Sesuai
Untuk merumuskan pengalaman belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa faktor antara lain :
a.       Karakteristik konsep yang diajarkan
Karakteristik konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan tuntunan yang sudah melekat untuk tiap konsep. Sebagai contoh, konsep evolusi yang berarti perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama, memberikan petunjuk bahwa pengalaman belajar yang paling tepat dengan mengobservasi dan menganalisis bukti-bukti evolusi (Sudarminta, 2003: 54).
b.      Kesiapan Siswa
Faktor kedua yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman belajar adalah kesiapan siswa. Guru hendaknya mempertimbangankan kesiapan siswa. Untuk itu guru hendaknya juga memperhatikan tingkat perkembangan, terutama perkembangan kognitif. Apabila tingkat berfikir siswa diperkirakan masih pada tingkat konkret, tentunya konsep tersebut akan sulit dipahami siswa apabila hanya lewat penjelasan. Siswa yang demikian tentunya akan lebih baik apabila pengalaman belajarnya adalah pengalaman belajar langsung dengan objek nyata (John Dewey, 2004: 64).
  c.       Fasilitas yang tersedia
Faktor ketiga yang juga penting dipertimbangkan guru adalah ketersediaan alat. Guru tentunya tidak bisa merancang alat suatu kegiatan yang akan menggunakan alat atau bahan yang tidak dapat diperolehnya. Untuk itu dalam merancang pengalaman belajar guru harus mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkannya. Misalnya guru yang mengajar disekolah yang terletak disuatu pegunungan jauh dari laut dan tidak mempunyai awetan ganggang laut, tentunya tidak tepat apabila guru tersebut merancang pengalaman belajar siswa dengan observasi langsung terhadap ganggang air laut (John Dewey, 2004: 58).
Memahami pendidikan berbasis pengalaman, penulis awali dengan mengemukakan pengertian pendidikan dan pengalaman. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Kemudian pengalaman, menurut Sudarminta adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa saja yang terjadi pada manusia dalam interaksinya dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya, dan dengan seluruh kenyataan. Dalam catatan lain Sudarminta (2003: 29) juga mengemukakan bahwa, pengalaman adalah keseluruhan kegiatan dan hasil yang kompleks serta bersegi banyak dari interaksi aktif manusia, sebagai makhluk hidup yang sadar dan bertumbuh, dengan lingkungannya yang terus berubah dalam perjalanan sejarah.
Pengalaman manusia terus bertambah dan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur, kesempatan, dan tingkat kedewasaan manusia. Tambahan pengalaman tidak sekedar menjadi tumpukan pengalaman demi pengalaman yang lepas, tetapi dapat terjadi suatu perpaduan yang memperkaya dan menumbuhkan pribadi yang mengalami, walau hal itu tidak terjadi begitu saja. Satu hal yang sangat ditekankan oleh John Dewey (2004: 62) yakni keyakinan bahwa semua pendidikan yang sejati muncul melalui pengalaman tidaklah berarti bahwa semua pengalaman itu murni dan sama-sama mendidiknya.
Secara garis besar perkembangan emosional anak bergerak dari kedudukan kebergantungan menuju taraf ketidak-bergantungan atau kemandirian, dan dari perhatian untuk diri sendiri kearah orientasi kepada orang lain. Jadi pendidikan yang sehat adalah pendidikan yang berbasiskan pada kondisi psikologis dan sisi pengalaman anak, yakni proses pendidikan yang dapat mengakomodasi bakat dan potensi anak, pendidikan yang tak terlepas dari dunia anak baik secara fisik maupun psikis anak. Pendidikan berbasis pengalaman akan senantiasa meningkatkan pengalaman yang melekat pada diri anak didik secara bertahap melalui periodisasi perkembangan fisik dan kondisi kejiwaan dan mental anak (John Dewey: 2004: 62).
Oleh karena itu, perubahan dalam proses pembelajaran terhadap anak sebagaimana yang telah disebutkan diatas tadi adalah mutlak diperlukan. Dewasa ini berbagai bentuk reformulasi pendidikan anak banyak ditawarkan, diantaranya adalah pendidikan berbasis pengalaman yang telah dikemukakan oleh tokoh pendidikan progressive Amerika, John Dewey.
Pada usia dini hingga umur sekolah dasar sikap anak sangatlah labil, penanaman sikap yang diterapkan oleh orang tuanya belum sempurna dilaksanakan oleh anak, kedisiplinan yang diberikan mungkin baru dipatuhinya ketika berada dalam lingkungan rumah atau ketika ada orang tua mereka saja. Maka untuk mencapai kedudukan itu strategi dalam mendidiknya perlu digali, secara psikologis sebenarnya anak akan lebih menerima apabila pengetahuan yang didapatnya sesuai dengan pengalamannya. Sehingga penerapan proses belajar mengajar akan lebih mengena apabila para pendidik dapat membangun pengalaman kepada siswa (Walgito: 1997: 59).
Kejadian akan menjadi pengalaman apabila anak mengolahnya, menghubungkannya dengan pengalaman lampau, menafsirkannya, dan mengambil kesimpulan bahwa pertengkaran itu tidak baik serta dapat menimbulkan rusaknya tali persahabatan. Dari sini improvisasi seorang pendidik agar anak dapat menentukan sikap dan menahan diri bahwasannya pertengkaran bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan, dan berkat pengalaman itu ia belajar dan tingkah lakunya berubah, artinya bahwa ia dapat bertindak lebih efektif dan serasi dalam menghadapi situasi-situasi hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut, pendidikan berbasis pengalaman memiliki pengertian bahwa belajar akan mencapai tujuan apabila diilustrasikan dengan berbagai kejadian nyata dan dengan keterlibatan secara menyeluruh yang sesuai dengan aktivitas anak itu sendiri. Membangun inisiatif dari dalam diri peserta didik adalah cara yang paling efektif untuk menghantarkan keberhasilan mereka menuju kedewasaan, mengeksplorasi berbagai potensi, reaktif terhadap perubahan, tumbuhannya sikap positif, dan lain sebagainya. Karena proses belajar adalah berpikir, berbuat, bergerak, dan memperkaya pengalaman.
Selain itu paradigma pendidikan berbasis pengalaman yang dibangun Dewey adalah mengubah pola hubungan monolog dengan hubungan dialogis dalam hal mana nilai yang dibangun antara murid dan guru adalah keakraban. Dalam proses pendidikan ini anak-anak diberikan ruang gerak berkreativitas, berekspresi dan melakukan hal-hal yang positif, serta ruang gerak yang luas untuk berpikir dan berhasrat, karena kondisi ini justru menumbuhkan potensi anak untuk berpikir mandiri serta mengembangkan daya nalarnya (John Dewey: 2004: 78).
Pendidikan berbasis pengalaman lebih memusatkan orientasi pada anak dan memandangnya sebagai subjek pendidikan, sebagaimana yang dikatakan John Locke;
“Anak bukanlah kertas kosong yang diatasnya akan terdapat goresan tinta sebagaimana orang dewasa inginkan, karena anak adalah subjek yang hidup dan memiliki keunikan-keunikan tertentu” (yang juga dikenal dengan teori tabularasa). Kerena itu, peranan para pendidik dalam hal ini sangat besar, pendidiklah yang mempunyai andil relatif besar dalam pembentukan karakteristik anak, dengan asumsi bahwa pengalaman individu selama masa perkembangannya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

A.    Kajian Tentang Strategi Everyone is Teacher Here
1.   Pengertian Everyone is Teacher Here
Istilah every one is a teacher here berasal dari bahasa inggris yang berarti setiap orang adalah guru. Jadi every one is teacher here adalah suatu strategi yang memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai “pengajar” terhadap peserta didik lain (Ramayulis: 2005: 112). Dalam proses belajar tidak harus berasal dari guru, siswa bisa saling mengajar dengan siswa yang lainnya. Strategi ini merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
لِخَلْقِ تَبْدِيلَ لَا عَلَيْهَا النَّاسَ فَطَرَ الَّتِي اللَّهِ فِطْرَتَ حَنِيفًا لِلدِّينِ وَجْهَكَ فَأَقِمْ

يَعْلَمُونَ لَا النَّاسِ أَكْثَرَ وَلَٰكِنَّ الْقَيِّمُ الدِّينُ ذَٰلِكَ اللَّهِ


Artinya: Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu (Q.S. 30 Al-Rum 30)

Dengan melihat strategi every one is a teacher here dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik (Darajat, 2006: 16).
2.   Manfaat penerapan strategi Everyone is a Teacher Here.
Sekarningrum (2011: 115) menjelaskan bahwa manfaat dari penerapan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a.    Meningkatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan individual.
b.   Mengaktifkan peserta didik.
Rahayu (2011: 325) menjelaskan bahwa manfaat penerapan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a.    Menggali informasi seluas-luasnya baik administrasi maupun akademis.
b.   Mengecek atau menganalisis pemahaman siswa tentang pokok bahasan tertentu.
c.    Membangkitkan respon siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat penerapan strategi Everyone is a Teacher Here adalah sebagai berikut:
a.    Meningkatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.
b.   Mengaktifkan peserta didik.
c.    Menggali informasi seluas-luasnya baik administrasi maupun akademis.
d.   Mengecek atau menganalisis pemahaman siswa tentang pokok bahasan tertentu.
e.    Membangkitkan respon siswa
3.   Langkah-langkah penerapan strategi Everyone is a Teacher Here
Silberman (2009: 183) memaparkan langkah-langkah penerapan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru adalah sebagai berikut:
a.    Guru membagikan kartu kosong kepada setiap siswa. Guru meminta para siswa menulis sebuah pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari.
b.   Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada setiap siswa. Guru meminta siswa membaca diam-diam pertanyaan yang ada pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
c.     Guru memanggil sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan menjawab pertanyaan yang diterimanya.
d.   Guru meminta kepada siswa yang lain untuk menambahkan jawaban yang diberikan.
e.    Guru melanjutkan ke siswa lain bila waktu masih memungkinkan.
4.   Kendala-kendala penerapan strategi Everyone is a Teacher Here.
Widiyanti (2011: 78) menjelaskan bahwa kendala-kendala penerapan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a.    Pertanyaan yang diajukan siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.   Siswa merasa takut ketika tidak bisa menjawab pertanyaan.
5.   Kelemahan-kelemahan strategi Everyone is a Teacher Here.
Widiyanti (2011: 79) menjelaskan bahwa kelemahan-kelemahan strategi Everyone is a Teacher Here, yaitu:
a.    Memerlukan penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
b.   Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua pertayaan untuk kelas besar.
6.   Kelebihan-kelebihan strategi Everyone is a Teacher Here.
Silberman (2009:183) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a.    Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.
b.   Menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
Rahayu (2011: 47) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a.    Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa.
b.   Strategi ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada berbagai mata pelajaran.
c.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
d.   Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah.
e.    Meningkatkan kemampuan siswa menuliskan pendapat-pendapatnya.
f.    Meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat simpulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Everyone is a Teacher Here adalah sebagai berikut:
a.    Mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran.
b.   Melatih siswa untuk bertanggung jawab.
c.    Strategi ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
d.   Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, dan keterampilan membuat simpulan.
7.   Langkah-langkah penerapan strategi Everyone is a Teacher Here.
Silberman (2009:183) memaparkan langkah-langkah penerapan strategi Semua Orang bisa menjadi Guru adalah sebagai berikut:
a.    Guru membagikan kartu kosong kepada setiap siswa. Guru meminta para siswa menulis sebuah pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari.
b.   Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada setiap siswa. Guru meminta siswa membaca diam-diam pertanyaan yang ada pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
c.    Guru memanggil sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan menjawab pertanyaan yang diterimanya.
d.   Guru meminta kepada siswa yang lain untuk menambahkan jawaban yang diberikan.
e.    Guru melanjutkan ke siswa lain bila waktu masih memungkinkan.
 B.     Kajian Teori tentang Hubungan  antara  Strategi Everyone is  a Teacher Here  dengan Pengalaman Belajar Siswa
Kaitan antara strategi pembelajaran everyone in a teacher here dengan pengalaman belajar siswa dapat diamati dari tiap-tiap kegiatan pembelajarannya, yaitu:
1.      Dengan strategi tersebut siswa dapat dengan leluasa bertanya kepada teman teman sehingga siswa yang lain juga dapat berfikir kritis terhadap materi yang disampaikan guru karena pada akhirnya siswa akan menjawab pertanyaan yang diajukan teman yang lain.
2.      Siswa mempelajari sejenak tentang materi yang baru saja diajarkan sebagai penguat materi yang diajarkan,yang membuat siswa termotivasi untuk belajar dengan serius dan siswa belajar untuk berfikir kritis dengan membuat pertanyaan secara tertulis
3.      Guru memberikan potongan kertas kosong yang pada akhirnya siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi yang disampaikan guru yang nantinya masing masing siswa juga dapat menjawab pertanyaan dari temannya
4.      Siswa berkesempatan mengemukakan pendapatnya dan menjabarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang sesuai dengan pengalaan belajar yang mereka dapat
5.      Dari hasil pertanyaan yang dibuat masing masing siswa serta   jawaban dari pertanyaan tersebut guru dapat mengetahui seberapa besar proses pengalaman belajar siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
6.      Seiring itu guru memberikan poin dalam materi pembelajaran. Agar siswa mengetahui kebenaran dari pernyataan dan pertanyaan yang diberikan oleh temannya sehingga siswa termotivasi untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar
 C.    Kajian Tentang Materi Sejarah Kebudayaan Islam
1.      Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Kata sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun” yang artinya pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut “history”  yang berasal dari bahasa Yunani historia yang artinya ilmu. Banyak sekali pengertian sejarah yang diberikan oleh para ahli di antaranya, R. Aron (2010: 11) menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia, dan menurut March Bloch (1999: 26) sejarah merupakan aktivitas-aktivitas manusia pada masa lalu.
Sejarah dalam bahasa arab disebut “tarikh”  yang berarti bulan dilangit. Menurut bahasa,tarikh berarti sebagai berikut:
a.       Penentuan awal berita khusus berdasarkan masa
b.       Perhitungan zaman/waktu, dan
c.        Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat.
Sedangkan menurut istilah, pengertian “tarikh” adalah ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Jadi sejarah dalam pengertian “history” dan “tarikh” memiliki persamaan yaitu ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu (Munawwir, 1997: 127).
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture dan dalam bahasa Arab tsaqafah. Dalam buku  The Word University Encyclopedia bahwa pengertian culture atau kebudayaan adalah jalan hidup sebuah masyarakat yang mencakup keseluruhan spiritual, intelektual, sikap artistik, yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum dan hubungan sosial. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soekardi kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Sjalabi, 1960: 657). Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. Contohnya untuk melakukan perjalanan menggunakan unta atau kuda, sekarang manusia dapat menggunakan berbagai alat transfortasi seperti motor, mobil, perahu, kapal, dan pesawat terbang. Benda-benda karya manusia tersebut merupakan contoh hasil kebudayaan. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Kehidupan beragama, ideologi, dan kesenian adalah beberapa contohnya. Cipta merupakan kemampuan mental atau kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan, yaitu kebudayaan rohaniah.
Sedangkan menurut Poerwadarminta dalam Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (1976: 865) istilah kebudayaan diartikan sebagai cara hidup sesuatu masyarakat, peradaban, kemajuan (akal budi) yang merujuk kepada keseluruhan cara hidup manusia dalam semua bidang yang melibatkan akal budi dan daya usaha mereka.
Menurut Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang terakhir wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Secara istilah, banyak pengertian tentang kebudayaan diantaranya :
a.    Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam keseluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu.
b.    Aspek ekspresi simbolik prilaku manusia atau makna bersama yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan karenanya mengabaikan konflik.
c.     Kondisi kehidupan biasa yang melebihi dari yang diperlukan (Ibnu Chaldun)
d.    Bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, struktur intuitif yang mengandung nilai-nilai rahaniah tinggi yang menggerakkan masyarakat atau hasanah historis yang terefleksikan dalam nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rahaniyah yang jauh dari kontradiksi ruang dan waktu (Hasim, 1975: 88).
Dari beberapa rumusan yang disajikan di atas walaupun terdapat perbedaan dalam penekanannya, namun semua sepakat bahwa apa yang dinamakan sejarah itu adalah peristiwa masa lampau yang tidak hanya memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberikan interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat pada hukum sebab akibat. Oleh karena itu mungkin terjadinya interpretasi baru, karena ditemukannya bukti-bukti baru maka haruslah tetap terbuka. Apalagi mempelajari tentang sifat manusia yang perubahannya sangat besar dan kadang-kadang sulit dipahami. Kebudayaan secara bahasa, berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah. Kata ini berasal dari dua kata yaitu budi dan daya.
 2.      Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan dan manfaat belajar yang dimaksudkan adalah mempelajari sejarah. Manfaat mempelajari sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu intrinsik dan ektrinsik.
Secara instrinsik sejarah memiliki empat manfaat, yaitu
a.    Sejarah sebagai ilmu
b.   Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
c.    Sejarah sebagai pernyataan sikap
d.   Sejarah sebagai profesi (Ibrahim, 2002: 90).
Sedang secara ekstrisik, sejarah memilki beberapa manfaat, yaitu:
a.    Sejarah sebagai latar belakang
b.   Sebagai rujukan
c.    Bukti
d.   Pendidikan (Ibrahim, 2002: 94).
Manfaat sejarah dalam pendidikan dapat diketemukan dalam pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu.
a.       Sebagai ilmu Bantu, sejarah dapat digunakan untuk menjelaskan studi-studi keislaman, seperti ilmu tafsir, ilmu hadis dan sebagainya. Sebagai contoh dalam periwayatan hadis dikenal istilah Asbabul wurud.
b.      Manfaat lain dari sejarah adalah dapat dijadikan sebagai `ibrah (pelajaran). Banyak peristiwa masa lampau yang dapat diambil pelajaran secara positif. Hal ini berbeda dengan pemahaman aliran “Berhala Sejarah” yang menganggap segala peristiwa masa lampau harus diikuti baik positif maupun negative (Ibrahim, 2002: 97).
3.      Sumber Sejarah Islam
Sumber-sumber yang dapat dijadikan alat bukti tentang terjadinya peristiwa sejarah ialah : peninggalan-peninggalan baik yang berbentuk relief-relief, monumen-monumen, manuskrip-manuskrip atau bukti lain yang otentik. Jadi semua peristiwa baru dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah jika dia didukung oleh bukti-bukti sejarah. Cerita, legenda, mitos dan lain-lain yang tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah tidaklah bisa dipergunakan sebagai sumber sejarah (Wahid, 2008: 186).
4.      Ciri-ciri dan Struktur Kebudayaan Islam
Ciri-ciri kebudayaan Islam antara lain ;
a.     Bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang menjadi prinsip pokok ajaran Islam
b.   Hasil buah pikiran dan pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membahagiaan umat. Sebab Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan lilalamin (Wahid, 2008: 188).
Kedua ciri kebudayaan Islam diatas merupakan formulasi dari dua kata dalam al-Qur`an yang senantiasa muncul secara berurutan, Amanuu dan `amilushalihaat .
Kebudayaan Islam mencerminkan adanya perpaduan antara moral yang merupakan pokok ajaran Islam dengan dorongan pemakaian akal. Aspek pertama ditunjukkan oleh al-Qur`an melalui formulasi perlunya mengedepankan aspek moral dalam beraktifitas, seperti ayat: ya ayyuhalladziina amanuu anfiquu mimma razaqnaakum. Untuk yang terakhir dalam al-qur`an seperti : afalaa ya`qiluun, afalaa tatadabbaruun dan sebagainya.
Struktur semacam ini merupakan perpaduan antara dua arus besar kebudayaan yang pernah muncul sebelum kehadiran Islam. Dua arus tersebut adalah Mesir dan Yunani. Mesir merupakan pusat gerakan moral dalam agama-agama samawi, sedangkan Yunani merupakan pusat pengkajian logis filosifis.
5.      Periodisasi Perkembangan Kebudayaan Islam
Periodisasi sejarah Peradaban Islam dimulai dari pertanyaan tentang kapan awal sejarah Islam?. Ada dua cara pandang yang berbeda. Pertama, Sejarah Islam dimulai sejak proses penciptaan alam. Kedua, sejarah Islam dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW. Bagi pendapat pertama, sejarah Islam tidak dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW, ada dua alasan, pertama, kata Islam tidak hanya dipergunakan sejak Nabi Muhammad sebagai rasul, tetapi sudah ada sejak proses penciptaan alam itu. Kedua, jika sejarah Islam dimulai masa Muhammad, berarti ada missing link antara Adam sampai Isa.
Sementara bagi pendapat kedua, sejarah Islam dimulai sejak awal kenabian Muhammad yang dimulai dari masa pra diutusnya Muhammad dengan terma Pra Islam/masa Jahiliyyah. Periodisasi Sejarah Kebudayaan Islam menurut A. Hasymi (1975: 145) membaginya menjadi 9 periode. Periode tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Masa Permulaan Islam (dari lahirnya Islam 17 Ramadhan 12 sebelum hijrah sampai tahun 41 H/6 Agustus 610 sampai 661 M).
b.   Masa Umayah ( 41-132 H/661- 750 M)
c.    Masa Abbasiyah I ( 132- 232 H/750 – 847 M)
d.   Abbasiyah II (232 – 334H/ 847 – 946 M)
e.    Abbasiyah III ( 334 – 467 H/ 946 – 1075 M)
f.    Abbasiyah IV (467 – 656 H/1075-1261 M)
g.   Mugholiyah (656 – 927 H/ 1261- 1520 M)
h.   Usmaniyah (927 – 1213 H/ 1520 – 1801 M)
i.     Kebangkitan Baru (1213 H/ 1801 M) sampai awal abad XX
Sebagian ahli sejarah membagi periodesasi Sejarah Kebudayaan Islam menjadi :
a.    Periode Klasik (650 – 1250) yang meliputi :
1)      Masa Kemajuan Islam I (650 – 1000)
2)      Masa Disintegrasi (1000 – 1250)
b.   Periode Pertengahan ( 1250 – 1800) yang meliputi :
1)      Masa Kemunduran I ( 1250- 1500)
2)      Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800) terbagi :
a)      Fase Kemajuan (1500-1700)/Masa Kemajuan II
b)      Fase Kemunduran (1700-1800)/Fase Kemunduran II (Hasymi, 1975: 145)
  c.    Periode Modern (1800 M) /Masa Kebangkitan Islam
Periodisasi ini menjadi ciri babakan sejarah berdasarkan bentuk negara atau system politik. Jika di break down akan nampak sebagai berikut.
Periode Klasik (650-1258) terbagi menjadi masa Kemajuan Islam I (650-1000) dan Masa Disintegrasi (1000-1250). Masa Kemajuan Islam I merupakan masa perluasan, integrasi dan keemasan Islam, dimulai sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai dihanguskannya Baghdad oleh Hulagu Khan. Sehingga masa ini meliputi; masa Nabi Muhammad Saw, Masa Khulafaurrasyidin, Masa Dinasti Umayyah Timur atau Umayah Damaskus, dan masa Dinasti Abbasiyah. Sedangkan masa disintegrasi yang dimaksudkan sebagai masa terjadinya pemisahan beberapa wilayah Abbasiyah dan tidak kuasanya para sultan dibawah tekanan para tentara pengawal.
Periode Pertengahan (1258-1800), yaitu masa jatuhnya abbasiyah Baghdad sampai penghujung abad tujuhbelas. Periode ini meliputi Masa Kemunduran I (1250- 1500), yaitu masa Jengis Khan menghancurkan beberapa dinasti Islam kemudian mencapai puncaknya dengan dihancurkannya Baghdad oleh cucunya Hulagu Khan. Masa ini disentralisasi dan disintegrasi dunia Islam meningkat sehingga menghilangkan system khilafah secara formal. Setelah berlangsung hampir dua setengah abad, dunia Islam menemukan kemajuannya dengan munculnya beberapa dinasti yang memberi harapan bagi kemajuan Islam. Masa ini disebut sebagai masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800), yaitu Usmaniyah diTurki, Syafawiyah di Persia dan Mughal di India. Masa ini mengalami dua fase, yaitu Fase Kemajuan (1500-1700) disebut masa Kemajuan II, dan fase Kemunduran (1700-1800) disebut masa Kemunduran II (Hasymi, 1975: 149).
Fase Kemajuan yang diraih selama dua abad yaitu munculnya sultan-sultan yang mampu mengangkat harkat dan martabat dinasti. Tapi masa itupun juga mengalami kemunduran karena beberapa hal, 1. Tidak kredibelnya para sultan, 2. Serangan dari dinasti Islam lain, 3. Serangan agama lain seperti Hindu terhadap Mughal di India, dan 4. Serangan dari bangsa lain.
Periode Modern (1800 M) disebut sebagai masa Kebangkitan Islam. Masa tersebut sebagai akibat dari terbukanya mata dunia Islam atas kemunduran dan ketertinggalan Islam dari Dunia Barat. Para penguasa muslim mencari cara untuk memunculkan balance of power dalam rangka mengangkat harga diri umat yang hilang. Maka dari itu muncullah gerakan melawan penjajahan dan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan Umat Islam.
Dari beberapa pernyataan di atas mengenai pengertian SKI serta ruang lingkup mengenai SKI, maka dalam PTK yang di lakukan adalah pada materi SKI standart kompetensi memahami dakwah Rasulullah SAW dalam membina umat. Adapun materinya adalah sebagai berikut :
1)      Sejarah dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah
a)      Dakwah Rasulullah SAW pada Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih beradadalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakatArab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid,yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi AdamA.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah ( Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzzadan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in
(1)      Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT,terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliaugenap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintahAllah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yangditurunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
(2)      Ajaran Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
(a) Keesaan Allah SWT
(b)   Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
(c)    Kesucian jiwa
(d)   Persaudaraan dan Persatuan
(3)      Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby (1960: 223) dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
(a)    Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
(b)   Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa negeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
(c)    Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup nya bermasyarakat warisan leluhur mereka.
(d)   kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
(1)   Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
 Kaum kafir
ü
(2)   Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar  permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk di dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan.
Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun (615 M.) Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal,  dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam. Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman RasulullahSAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut amul huzni (tahun duka cita).
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemblokiran terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.). beberapa pemblokiran tersebut antara lain :
(1)Memutuskan hubungan perkawinan
(2)Memutuskan hubungan jual beli.
(3)Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.
(4)Tidak ada tolong menolong.
Pemblokiran itu tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang digantungkan di Kakbah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad SAW. Menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun lamanya Bani Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat pemblokiran. Banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan hidup untuk menyelamatkan diri. Ujian bagi Rasulullah SAW Juga bertambah berat dengan wafatnya dua orang yang sangat dicintainya, yaitu pamannya, Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah.
Peristiwa tersebut yang terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani dan leluasa mengganggu dan menghalangi Rasulullah SAW. Mereka berani melempar kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau hampir meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi Muhammad SAW. Merasakan bahwa dakwah di Mekah tidak lagi sesuai sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena itu, Beliau bersama Zaid bin Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah (Haekal, 2011: 334).
Ajaran Rasulullah itu ditolak dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan mengejar Rasulullah sambil di lempari dengan batu. Saat itu Rasulullah SAW Sempat berlindung di bawah kebun anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia). Meski demikian terluka, Rasulullah SAW. Tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Kesulitan dan hambatan yang terus-menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya dihadapi dengan sabar dan tawakal. Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan sudah berada pada puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan oleh Allah SWT untuk menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di Palestina, dan selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1). Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.Hikmah Allah Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai berikut.
(1) Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya.
(2)Memberikan penambahan kekuatan iman keyakinan Beliau sebagai rasul untuk terus menyerukan agama Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
(3)Menjadi ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam.
(4)Peristiwa ini dijadikan olok-olok oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad SAW. Sudah gila. Meski demikian, ada orang yang beriman atau percaya terhadap kejadian ini,yaitu Abu Bakar sehingga nama Beliau ditambahkan dengan gelar As Sidik
b)      Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di Kota Mekah
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya, Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam sejarah Islam.
Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1Hijrah bertepatan pada 24 September 6 M. Mereka mendapat sambutan penuh haru, hormat, dan kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw mengadakan shalat Jumat yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliaupun berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar (Haekal, 2011: 345)
2)      Dakwah Rasulullah SAW pada periode madinah
Pada tahun ke-13 (sesudah Nabi Muhammad diutus,) 73 orang penduduk Madinah berkunjung ke Makkah untuk mengunjungi Nabi dan meminta beliau agar pindah ke Madinah. Melihat kondisi Masyarakat di Mekkah yang memandang Rasulullah sebagai buruan akhirnya nabi memandang bahwa kota Makkah tidak dapat dijadikan lagi pusat dakwah. Karena itu, Nabi pernah mengunjungi beberapa negeri seperti Thaif, untuk dijadikan sebagai tempat pusat dakwah, namun ternyata tidak bisa, karena penduduk Thaif juga memusuhi Nabi. Oleh karena itu, Nabi memilih kota Madinah (Yastrib) sebagai tempat hijrah kaum Muslimin (Hasymi, 1975: 175).
Faktor –faktor Nabi memilih kota Madinah sebagai tempat hijrah kaum muslimin.
 a)   Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah.
b)   Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri orang Madinah.
c)   Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang lemah lembut.
d)  Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar.
e)   Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah karena perintah Allah SWT (Haekal, 2011: 324).
Penduduk kota Madinah terb\diri dari 2 golongan yang berbeda jauh, yaitu:
a)   Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku
Aus dan Khazraj
b)   Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara (Palestina)
Dengan hijrahnya kaum muslimin, terbukalah kesempatan bagi Nabi saw untuk mengatur strategi membentuk masyarakat Islam yang bebas  dari ancaman musuh baik dari luar maupun dari dalam.
a)   Hikmah Sejarah Dakwah Rasululah SAW Periode Madinah
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah saw antara lain:
(1)   Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum
Muhajirin dan kaum Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram.
(2)   Persatuan dan saling menghormati antar agama.
(3)   Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin
(4)   Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut
aturan Allah swt memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah SWT dan antara manusia dengan manusia
(5)   Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
(6)   Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
(7)   Terciptanya hubungan yang kondusif
b)   Strategi Dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah
(1)   Strategi Dakwah Rasulullah SAW Pada Periode Mekah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama,moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (Hasan, 2002: 324).
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
(a)    Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3 - 4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
·      Abdul Amar dari Bani Zuhrah
·      Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
·      Utsman bin Affan
·      Zubair bin Awam
·      Sa¶ad bin Abu Waqqas
·               Thalhah bin Ubaidillah (Hasan, 2002: 387).
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal  Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
(b)Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan (Hasan, 2002: 323). Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: ayat: 214-216. Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
·         Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far binAbu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
·         Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah binAbdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
·      Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
·      Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus danKhazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah. Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib (Hasan, 2002: 365).
(2)   Strategi Dakwah Rasulullah saw Periode Mainah  antara lain:
(a)  Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar
(b)Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam.
(c)  Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan social untk masyarakat Islam (Hasan, 2002: 354).
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah ”


 

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Objek Tindakan
Pendekatan pembelajaran strategi belajar Everyone is a teacher here  menjelaskan lebih mengutamakan proses kegiatan belajar mengajar siswa kelompok guna untuk menumbuhkan pengalaman belajar siswa agar dapat menguasai dan memahami materi pelajaran dan mengerjakan tugas  serta mengamban tanggungjawab sebagai individu dan mencapai hasil belajar yang biak pula.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas adapun jenis tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut:
1.      Interaksi pembelajaran dengan kondisi eksternalnya
2.      Minat siswa untuk belajar menemukan sendiri.
3.      Kerjasama dalam mengomunikasikan hasil belajarnya, dan
4.      Keaktifan dan sikap kooperatif siswa selama mengikuti pembelajaran.
B.     Setting/ Subyek Penelitian
Setting atau lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di MAN 3 Jember  Jl. Jendral A. Yani No.76 Kecatamatan Jombang Kabupaten Jember kelas XI IAGA dengan jumlah siswa 29 anak. Mata pelajaran yang diampu adalah materi Sejarah Kebudayaan Islam pada pokok bahasan memahami dakwah Rosulullah SAW dalam membina umat semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.


C.    Metode Pengumpulan Data
Data yang akurat dapat diperoleh jika pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara  untuk  mengumpulkan data selama proses penelitian, antara lain :
1.      Pengamatan Terbuka
Penelitian dilakukan agar memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Maksud dari penelitian terbuka yaitu bahwa penelitian diketahui oleh subyek yang diteliti, dalam hal ini adalah siswa.
2.      Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas ini dilaksanakan oleh peneliti mengajar dikelas dengan menggunakan metode cooperative learning. Observasi ini juga biasa disebut observasi secara langsung. Dengan demikian peneliti akan dapat memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat menemukan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning yang lebih tepatnya diterapkan di kelas (Moleong 2000:21).
Adapun data yang dikumpulkan adalah melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian atau siklus I sampai dengan siklus II bersama mitra kolaborasi. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan minat siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa.
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
D.    Metode Analisa Data
Adapun data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama – sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa.
E.     Cara Mengambil Kesimpulan
Cara mengambil kesimpulan data yaitu dengan cara catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal sampai terakhir baik dari catatan pada waktu pembelajaran di kelas maupun ketika mengerjakan soal ketika pembelajaran berlangsung sehingga peneliti mengetahui secara langsung serta bisa menyimpulkannya dari hasil pencapaian siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar